AMBARAWA (Lampungpro.co): Hasil pembinaan DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Lampung terhadap sejumlah petani padi di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, membuahkan hasil positif. Dua kelompok tani yang dibina mampu menaikkan produksi hingga dua kali lipat dari panen sebelumnya.
Kenaikan itu diperoleh dari panen raya padi binaan HKTI Provinsi Lampung, di Pekon Ambarawa, Minggu (13/9/2020). Menurut Bowo, petani setempat panen bahkan meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. "Jika dihitung per hektare hasilnya mencapai 11,5 ton dan 11,8 ton. Padahal di sini rata-rata panen 6-7 ton per hektare," kata Bowo.
Sawah petani di sini dibina HKTI Lampung sejak awal Juni 2020 memakai pupuk organik cair (POC) hasil produksi HKTI Lampung yakni Bio Algha. Semula, produksi padi di sini ditargetkan naik hingga 8-10 ton per hektare. Namun setelah panen, petani kaget karena hasilnya naik di luar perkiraan. "Alhamdulillah hasilnya naik dratis," kata Bowo diamini petani lainnya.
Tampak hadir pada panen raya ini Asisten II Pemkab Pringsewu, John Drawadi, Ketua Umum DPD HKTI Provinsi Lampung Rahmat Mirzani, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung Wahrul Fauzi Silalahi, Ketua HKTI Pringsewu Raraningrum, dan para ketua kelompok tani se-Kabupaten Pringsewu. Menurut Rahmat Mirzani, uji coba ini akan diperluas bersama Pemkab Pringsewu, agar produksi padi petani meningkat.
"Kenaikan produksi merupakan salah satu cara meningkatkan kesejahteraan petani. HKTI akan terus membantu petani agar produksinya meningkat," kata Rahmat Mirzani yang juga Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Lampung itu.
Pada kesempatan itu, John Drawadi mengatakan Pemkab Pringsewu akan mendorong petani dan kelompok tani menggunakan POC HKTI ini pada musim tanam Desember 2020. Menurut John, sejak awal pihaknya mendukung upaya HKTI ini agar produksi padi meningkat. "Pendampingan seperti ini perlu terus didukung karena petani membutuhkan contoh-contoh nyata di lapangan," kata John yang juga Plt. Kadis Pertanian Pringsewu itu.
Menurut Wakil Ketua HKTI Lampung, Baheramsyah, apliksi POC ini dilakukan bertahap sejak persiapan lahan, tiga hari setelah tanam, hingga 90 hari setelah tanam. Penanaman padi ini menggunakan sistem jajar legowo. Keuntungan sistem ini, kata dia, rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak. Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah.
Selain itu, pada tahap awal areal pertanaman lebih terang sehingga kurang disenangi tikus. Kemudian, penggunaan pupuk lebih berdaya guna, dan menggunakan sistem tanam tegel berukuran 20 x 20 cm, 22 x 22 cm, 25 x 25 cm, serta sistem tebar benih langsung, juga dapat digunakan dalam pendekatan pengeloaan tanaman terpadu (PTT). (PRO1)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1236
Lampung Selatan
3885
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia