Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Gubernur Jakarta Terpilih itu Pasti si 'A'
Lampungpro.co, 15-Jan-2017

Amiruddin Sormin 1374

Share

Heboh debat calon Gubernur dan Wakil Gubuernur DKI Jakarta, Jumat (13/1/2017), memunculkan berbagai hasil jajak pendapat alias polling. Meski pertanyaannya sama, yakni siapa yang bakal menang, hasilnya berbeda. Ada polling yang memenangkan pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni (Agus-Sylvi). Ada juga yang mengunggulkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), dan tak sedikit yang menyebutkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi).

Untunglah penyelenggara pilkada itu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kalau diserahkan ke lembaga polling semua bisa terpilih. Lebih celaka kalau diserahkan ke netizen, yang terpilih justru moderator debat kandidat, Ira Koesno.

Lalu siapa pemenangnya? Paling arif dan bijak memang memakai pisau analisis komedian Cak Lontong yang dengan tegas mengatakan pemenang pilkada DKI Jakarta berinisial A. Ya, kalau ngak Agus, Ahok, tentu Anies.

Debat kandidat di televisi merupakan tradisi yang dicontek dari Amerika Serikat. Berawal ketika siaran televisi pertama kali menampilkan adu argumen antara Senator Massachusets John F. Kennedy dengan Wakil Presiden Petahana Richard Nixon. Kedua tokoh politik Negeri Paman Sam itu bertemu pada 26 September 1960 di sebuah studio di Chicago, Illinois untuk membicarakan masalah dalam negeri.

Tradisi itu menyebar ke berbagai belahan dunia seiring berkembangnya teknologi televisi. Demokrasi Indonesia baru mengenal tradisi itu pascareformasi. Debat kandidat menjadi bumbu wajib setiap pesta demokrasi. Bagai sayur tanpa garam, jika tak ada debat kandidat.

Sasaran debat kandidat tentu bukan pendukung, tapi pemilih pemula dan pemilih mengambang (floating mass) yang masih ragu memberikan suara. Debat kandidat tidak hanya penting, tapi juga bisa jadi ajang mengukur kemampuan berkomunikasi kandidat dalam tempo singkat dan dalam tekanan tinggi. Bagaimana mengatur kalimat yang pas dan tepat agar waktu satu menit bisa menyampaikan gagasan.

Sayangnya, hanya kandidat gubernur DKI Jakarta yang publikasinya luas. Seharusnya, setiap provinsi mendapat kesempatan sama. Proses demokrasi harus menjadi ujung tombak pemerataan pembangunan, termasuk pemerataan informasi. Jika ingin bangsa ini maju, sudah saatnya Jakarta centris bergeser, karena Indonesia bukan hanya Jakarta. Tabik puunn....

 

Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved