GRATIS itu mudah diucapkan tapi sulit diterapkan. Mirip pameo 'ngono yo ngono ning ojo ngono'.�Apalagi kata gratis berbalut politik.
Tak ada mahar alias gratis daftar jadi gubernur atau caleg, tapi tetap ada biaya operasional yang jumlahnya puluhan miliar rupiah dan cukup untuk membangun satu kompleks rumah sakit plus peralatannya, termasuk ambulans yang sepekan terakhir jadi topik utama.
Belakangan, mobil nguing-nguing ini bukan hanya alat angkut pasien dan jenazah. Beberapa pihak memanfaatkannya untuk pencitraan. Diparkir siang malam di pusat keramaian yang tak steril dan higienis dan difoto sebagai alat peraga kampanye. Malah ada yang dikunci di garasi dan keluar kalau hanya ada kampanye.
Maka tak aneh ketika kata gratis masuk ke seluruh aspek kehidupan, masyarakat justru makin bingung. Saya pun bertanya, ikhlaskan mereka menggratiskan layanan ambulans itu?
Untuk sementara saya memilih berbaik sangka, agar otak kanan berfungsi. Saya berbaik sangka, musibah atas keluarga Delvasari, warga Abung Timur, Lampung Utara, yang membawa jenazah bayinya naik angkot dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Rabu (20/9/2017), sebagai dampak minimnya informasi.
Sangka baik saya mengatakan, ini hanya masalah sistem yang alpa dibuat. Atau sudah dibuat tapi lupa dikontrol. Cobalah cek nomor panggilan darurat 118, misalnya. Bolak-bolak dikontak takkan ada yang jawab. Jadi, jangan coba-coba hubungi nomor itu jika ada yang mau brojol atau nafasnya tinggal di leher.
Sangka baik saya juga mengusulkan agar niat baik para pemilik ambulans gratis itu disalurkan dengan baik dengan membentuk satu pusat informasi yang bisa dikontak siapa pun yang butuh ambulans, terutama bagi warga tak mampu. Inventarisir semua pemilik ambulans lalu buat database. Wajibkan semua rumah sakit menempelkan daftar itu di tempat strategis yang bisa dengan cepat dibaca siapa pun.
Sistem yang baik akan membuat oknum ikutan baik. Itulah fungsi para bos. Dengan menginformasikan seluas-luasnya informasi ambulans gratis, bakal memperkecil oknum berbuat pungli. Jangan kalah dengan ojek online, yang dalam tempo hitungan menit nongol di depan mata.
Tabik puunnnnn....
�
Amiruddin Sormin
Wartawan Utama
�
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4136
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia