Hoax atau berita sampah atau kebohongan dalam format berita jadi mantra penting saat ini. Era mobile internet memang sukses mengubur media besar. Koran dan majalah terkemuka beriringan masuk liat lahat atau meringkuk gemetaran dalam lintasan komunikasi yang melesat secepat cahaya.
Media massa konvensional, dengan semua kredo jurnalismenya yang baku dan ketat, bukan lagi kiblat. Berita bisa datang dari media terkemuka tapi saat bersamaan sepotong "berita" bisa muncul dari mana saja, sesukanya. Siapa saja bisa menulis berita, dengan atau tanpa disiplin verifikasi, lalu menyebarkannya ke dalam ribuan saluran.
Berita betulan dan rumor bertetangga secara rukun; walaupun keduanya sering saling gocoh. Masyarakat pembaca sering terkecoh mana madu mana racun. Hoax jelas merajalela dan menjadi raja yang leluasa keluar-masuk pikiran kita.
Kaum wartawan, yang sudah punya wadah mantap, masih merasa perlu membuat asosiasi media siber demi menangkal hantu-belau komunikasi ini merusak tatanan. Sebabnya sederhana. Hoax merusak tatanan. Tatanan ini meluas dan mendalam. Mendalam maksudnya ikut menggoyang periuk nasi di rumah.
Tak pelak, hoax memang telah menjadi musuh bersama. Masalahnya, si musuh besar jago gerilya. Dia bisa masuk lubang tikus bisa juga masuk istana. Banyak pihak yang menjadikan si common enemy menjadi sohib berat. Tujuannya terang. Membuat yang sudah benderang kembali menjadi remang.
Dalam keremangan bola mudah ditendang. Bahkan kalau perlu pada akhirnya yang gamblang ada bisa difitnah sebagai hoax. Hoax sukses menjadi kambing hitam yang paling hitam atau di sisi lainnya bisa dimanfaatkan sebagai tabir tempat alibi bersembunyi.
Di sini dilemanya jika banjir informasi dengan regulasi seadanya. Regulasi ketat pun mudah disiasati karena berhadapan dengan samudera tak bertepi. Banyak yang bisa dengan mudah berselancar dalam ombaknya. Hoax bisa muncul dan tenggelam. Kelihatan muncul tapi sesungguhnya dia tenggelam. Atau tampak tenggelam padahal siap muncul kapan saja di mana saja.
Hoax sungguh sakti tapi sekaligus siap menjadi budak siapa pun. Hoax hanya bisa dikalahkan dengan kewarasan. Kewarasan yang lahir dari kematangan sikap dan tujuan serta ditunjang pengetahuan. Sayang, pengetahuan masih jadi binatang langka. Banyak isi kepala tak siap diisi barang mewah ini.
Tabikpuuun...
�
Heri Wardoyo
Wartawan Utama
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4136
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia