SOLO (Lampungpro.com) : Peternak ayam petelur meminta pemerintah menjaga stabilitas harga jagung menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini. Selama ini mereka merasa selalu menjadi kambing hitam saat terjadi lonjakan harga telur.
Ketua Presidium Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional Yudianto Yogiarso mengatakan, harga telur sangat mempengaruhi tingkat inflasi, baik di daerah maupun nasional. "Setiap harga telur naik, kami selalu ditekan untuk menurunkan," kata dia, Rabu (24/4/2019).
Padahal, selama ini para peternak selalu berusaha mengambil keuntungan secara wajar kendati harga telur tinggi. Termasuk saat Ramadan maupun lebaran. Terkadang, terdapat selisih harga yang cukup besar antara harga telur di kandang dengan di pasaran. Menurut Yudianto, harga telur ayam sangat terpengaruh dengan harga pakan. "Saat harga pakan tinggi, kami tidak mungkin menjual telur dengan harga rendah," ujarnya.
Sedangkan, selama beberapa tahun terakhir harga pakan di pasaran cenderung fluktuatif. Yudianto menghitung bahwa harga wajar telur di kandang setara dengan 3,6 kali harga pakan di pasaran. Jika pemerintah berharap harga telur tiap kilogram bisa ditekan di bawah Rp 24 ribu, misalnya, harga pakan per kilogram harus di bawah Rp 7 ribu.
"Sedangkan komponen pakan separuhnya adalah jagung," katanya. Artinya, dia berharap harga jagung bisa ditekan hingga di harga Rp 3.500 tiap kilogramnya. "Jika harga jagung naik, otomatis harga telur di kandang di atas Rp 24 ribu per kilogram," ungkap dia.
Meski demikian, pihaknya mengapresiasi langkah Bulog yang terus menyerap hasil panen jagung dari para petani. Harganya cukup stabil meski masih mencapai Rp 4 ribu per kilogram. Dia berharap harga tersebut bisa terus dipertahankan hingga Ramadan dan Lebaran mendatang.
Dia juga meminta pemerintah menghitung ulang hasil produksi jagung dengan kebutuhan riil di lapangan. Hal itu untuk menjamin ketersediaan pasokan jagung untuk para peternak. "Ketersediaan komoditas jagung juga berpengaruh pada harga di pasaran," jelas dia.(**/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
3979
Lampung Selatan
4931
Tulang Bawang
2137
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia