Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kemenpar Boyong Industri Bali-Lombok ke Australia
Lampungpro.co, 04-Feb-2017

Lukman Hakim 905

Share

 

JAKARTA (Lampro): Pasar seksi Australia terus dirayu Kementerian Pariwisata RI, agar semakin banyak travellers mereka yang outbond ke Indonesia. Kini giliran 14 industri dari Bali dan Lombok-NTB diboyong Kemenpar dalam kegiatan Indonesia Sales Mission to Australia 2017, di Melbourne dan Perth, 7-9 Februari 2017 mendatang. 

Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana, didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu mengatakan, hal ini dilakukan karena sejak lama Australia menjadi penyumbang utama kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Paling banyak, mereka terbang ke Bali, lalu NTB-NTT yang mulai dilirik oleh mereka.

Pemilihan industri dari Bali dan Lombok juga bukan tanpa alasan. Menurut Pitana, Bali adalah destinasi favorit pelancong Australia. Dari 1,1 juta kunjungan, 90 persennya masuk melalui Bandara Ngurah Rai di Badung, Bali. Untuk itu, dalam kegiatan ini, Kemenpar menggandeng Badan Promosi Pariwisata Daerah (BBPD) Badung, Bali.

Lebih lanjut Pitana menambahkan, Indonesia adalah destinasi tujuan utama wisman Australia. Hingga November ini, kunjungan ke Indonesia masih jadi yang tertinggi dibandingkan pesaing lain di Asia Tenggara. Capaian Indonesia di angka 1,1 juta unggul jauh dari pesaing terdekat, Singapura di angka 600 ribu. Hal inilah yang akan terus dijaga oleh pemerintah.

Sementara itu, Vinsensius menambahkan, Pemerintah Indonesia pun sudah menetapkan 10 destinasi prioritas yang tengah dikembangkan agar sejajar dengan Bali. Salah satunya adalah Mandalika di Lombok. Mandalika diproyeksikan menjadi Bali kedua Indonesia melalui pengembangan kawasan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Seperti diketahui, fokus Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam menggeber Pariwisata Indonesia ada di tiga hal. Yaitu konektivitas udara (air connectivity), pemasaran dengan digital (go digital dengan selling platform), dan pondok wisata (homestay)-desa wisata. Kemenpar sudah menyiapkan Tourism Exchange Indonesia sebagai wadah seller dan buyer saling bertemu untuk mengembangkan bisnis mereka.

Konektivitas udara terus digenjot guna meningkatkan kapasitas angkut. Hal ini penting karena lebih dari 75 persen wisman datang ke Indonesia melalui jalur ini. Terkait pondok wisata, pemilihannya atas dasar kecepatan pembangunan. Dalam tiga tahun, masyarakat bisa membangun 100.000 pondok wisata, jauh lebih banyak dari kecepatan membangun kamar hotel. Dalam kurun waktu yang sama, baru bisa dibangun 1.000 kamar.

Hingga November ini tercatat sebanyak 1.100.817 kunjungan dari Australia ke Indonesia. Tahun ini, Kemenpar menargetkan bisa menarik 1.816.000 kunjungan wisman Benua Kangguru. Target ini naik 29% dari target 2016 yang dipatok di angka 1,4 juta. (*/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

321


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved