BANDUNG (Lampungpro.com) - Kementerian Pariwisata sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai Sustainable Tourism Statistics di Hotel Grand Serela Setiabudhi, Bandung, Rabu (10/5). FGD ini untuk persiapan The International Year of Sustainable Tourism for Development 2017 pada tanggal 21-24 Juni 2017 di Manila.
I Gede Ardika mejelaskan, jika sustainable tourism sudah menjadi agenda nasional di berbagai negara di dunia dan juga di level internasional yaitu UN General Assembly. Untuk itu, seperti diketahui bagaimana peran pariwisata dalam pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development), termasuk juga dalam the 2030 Agenda dan Sustainable Development Goals (SDGs).
Ardika mejelaskan, Konferensi Manila ini akan menghasilkan deklarasi pengakuan pentingnya pengembangan framework statistik untuk mengukur pariwisata berkelanjutan. Ia juga berharap FGD kali ini bisa menghasilkan metodologi pengukuran sustainable tourism, serta bisa menguasai isu-isu statistic untuk pengukuran sustainable tourism, juga mendapatkan satu contoh-contoh pengukuran sustainable tourism di tingkat lokal dan nasional untuk menjadi acuan di tingkat global.
Berbagai bahasan menarik menjadi perbincangan seru di forum kali ini. Samsriyono Nugroho, Ataf Khusus Kementerian Pariwisata (Menpar) bidang Teknologi Informasi dalam paparannya menjelaskan, lima konferensi internasional mengenai Tourism Statistics sebelumnya telah dilakukan antara lain di Ottawa (1991), Nice (1999), Vancouver (2001), Iguazu (2005) and Bali (2009).
Untuk mengatasi gap tersebut, lanjut Samsriyono, UNWTO dengan dukungan dari the UN Statistics Division (UNSD), telah menginisiasi Towards a Statistical Framework for Measuring Sustainable Tourism (MST). Proyek ini merupakan kelanjutan dari strategic projects UNWTO sebelumnya yaitu United Nations approval of the Tourism Satellite Account (TSA) dan the International Recommendations for Tourism Statistics (IRTS).
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan, Indonesia memiliki penilaian yang bagus terkait sustainable tourism. Bahkan, kata dia, Indonesia menempati peringkat kedua setelah China dalam hal dimaksud, seperti diungkapkan pada pembukaan PATA Travel Mart 2016. Prestasi tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi daerah untuk terus menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.
"Bicara pariwisata, tidak hanya tentang destinasi melainkan juga pengembangan infrastruktur secara keseluruhan dan berkelanjutan. UNWTO mendefinisikan pariwisata berkelanjutan secara sederhana sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat," ujarnya.
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4138
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia