Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Lika-liku Penjemputan Oksigen dari OKI Sumsel ke Lampung, Lewati Rimba, Sungai Berkabut, dan Kanal
Lampungpro.co, 11-Aug-2021

Amiruddin Sormin 2765

Share

Tug boat saat menarik dua ISO tank oksigen yang akan dikirim ke Lampung, Rabu (11/8/2021). LAMPUNGPRO,CO/PT OKI

PALEMBANG (Lampungpro.co): Sejak 29 Juli 2021, Provinsi Lampung mendapat pasokan oksigen untuk berbagai rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 dari Sinar Mas Group melalui PT OKI Pulp and Paper Mills Sumatera Selatan. Pada pengiriman terakhir, Lampung kembali mendapat kiriman dua ISO tank. 


"Saat ini dua unit ISO tank berisi 42,1 ton oksigen cair dari CSR Sinar Mas untuk Lampung sudah terisi dan diperkirakan pukul 6 sore ini (11/8/2021) sampai ke Pelambang dan langsung diluncurkan ke Lampung," kata Kuasa Direksi PT OKI Pulp and Paper Mills, Gadang Harto Hartawan, kepada Lampungpro.co, Rabu (11/8/2021) melalui sambungan telepon.

Penjemputan oksigen ini tidak semudah yang dibayangkan. Penuh liku dan tantangan alam yang berat karena harus melewati sungai, rimba, dan kanal yang kadang surut. PT OKI Pulp and Paper terletak di Desa Sungai Baung, Muara Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berjarak 100 km dari Palembang, ibukota Sumatera Selatan. Sehingga total jarak tempuh dari Lampung ke pabrik PT OKI lebih dari 400 km.

Setiba dari Lampung, ISO tank merapat ke dermaga PT Gajah Unggul International (GUI) Palembang. "Dermaga ini kami pinjam untuk kegiatan CSR oksigen ini, sekaligus meminjamkan crane yang biasa dipakai untuk bongkar peti kemas. Untuk keperluan CSR oksigen ini, kapal kita selalu dapat prioritas dari kapal lain," kata Gadang Hartawan.

ISO tank oksigen di Dermaga PT GUI, Palembang, siap dikirim ke Lampung. LAMPUNGPRO.CO/PT OKI

Sejak kebutuhan oksigen meningkat, ponton milik PT OKI Pulp and Paper siaga di dermaga ini selama 24 jam untuk mengantar tangki. Ponton ini wara-wiri mengangkut oksigen yang dikirim ke Lampung, DKI Jakarta, hingga Jawa Barat. 

"ISO tank yang ada truk harus diturunkan memakai crane dan dinaikkan ke ponton yang mampu memuat hingga enam ISO tank dan kontainer. Terkadang kami terkendala pasang surut Sungai Musi, sehingga harus menunggu waktu yang tepat untuk ditarik ke pabrik di OKI," kata Gadang.

Ponton kemudian ditarik melalui Sungai Musi ke cabang anak sungai Musi yakni Sungai Muara Kumbang selebar enam meter menuju OKI. Lalu, menyusuri areal pesisir dan kanal yang dibangun untuk warga transmigrasi hingga Muara Padang. "Nah, di sini ada jembatan yang kalau air pasang tinggi, kita terpaksa harus menunggu surut agar ponton bisa lewat," kata Gadang.

Lepas dari sungai, ponton kemudian menyusuri kanal yang dikenal dengan sebutan Kanal 21 yang dibangun tahun 1980 selebar 20 meter untuk kepentingan transmigrasi. Kanal ini menghubungkan Sungai Saleh dan Sungai Air Sugihan. "Inilah akses utama kami menuju pabrik, namun karena buatan manusia pasang surutnya juga tinggi. Apalagi musim kemarau sekarang, tinggal 1,5 meter kedalamannya, sehingga sering terhambat ke pabrik," kata dia.

Jika air tinggi, ponton dapat cepat ke pabrik dengan menyusuri jarak 8 km hingga mencapai Sungai Sugihan. "Sungai ini langsung terhubung ke laut, sehingga tak begitu terpengaruh pasang surut. Setelah sampai dermaga, ISO tak diturunkan dan dibawa pakai truk trailer ke pabrik untuk diisi oksigen," kata dia.

Seringnya ISO tank mengangkut oksigen membuat PT OKI menyiapkan stok agar bisa mengisi 24 jam dengan kapasitas 120 ton. Pengisian memakan waktu 2-3 jam untuk satu ISO tank. "Terakhir punya Lampung kita isi 46 ton," kata Gadang.

Pengisian oksigen di PT OKI Pulp and Paper, Desa Sungai Baung, OKI. LAMPUNGPRO.CO/PT OKI

Waktu yang ditempuh saat keberangkatan dari Palembang ke OKI memakan waktu 18 jam. Sedangkan pulangnya lebih lama, karena ponton yang ditarik lebih berat. Belum lagi jika sungai surut, perjalanan terpaksa ditunda karena khawatir kandas. Sehingga, total waktu yang dibutuhkan sekitar 36-40 jam dalam setiap pengiriman ISO tank pulang pergi.

"Kondisi alam memang jadi rintangan, apalagi kalau kabut turun. Lampu kapala penarik tak bisa menembus kabut, sehingga berhenti. Oleh karena itu kami berharap agar ISO tank tak bocor di lapangan, karena perjuangan mengirim oksigen ini penuh liku dan tantangan alam. Kami bekerja siang malam, baik kondisi terang maupun gelap, kadang operator tug boat penarik tongkang ini jalan meraba," kata Gadang Hartawan. (***)

Editor dan reportase: Amiruddin Sormin

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

23094


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved