Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Masalahnya, KPK Itu tak Bisa Dinego untuk '86'
Lampungpro.co, 11-Oct-2019

Amiruddin Sormin 1022

Share

Apa yang membuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) begitu ditakuti dan tak seseram penyidik yang lain? Secara sederhana, seorang kawan pemborong pernah bercerita bahwa KPK itu tak bisa dinego untuk '86'. Gamblangnya, kawan pemborong bilang, "KPK itu, ngak ada pasarannya. Uang, tiba-tiba tak punya nilai."

Itu sudah terbukti dari empat kali operasi tangkap tangan (OTT) di Provinsi Lampung. Tiga bupati yang kena OTT yakni Bupati Lampung Selatan, Bupati Lampung Tengah, dan Bupati Mesuji, semua berujung di meja hijau dan bakal menyusul satu lagi yakni Bupati Lampung Utara yang kena OTT pada Minggu (6/10/2019) malam.

Menurut testimoni beberapa kawan yang pernah 'diundang' ke Gedung KPK Kuningan, metode penyidikan lembaga anti rasuah ini juga beda. Malah, tak ada penyidikan macam pembuatan berita acara pemeriksaan. 

Ada yang cuma disuruh mendengarkan hasil pemeriksaan dengan dan silakan sanggah kalau ada yang keliru. Jadi tidak ada pertanyaan konyol, "Benar saudara ikut mengambil ikan di kolam itu?". Itu jawabannya pasti tidak. 

Tapi narasinya adalah, "Pada tangggal sekian jam segini, saudara ikut menebar jaring di kolam itu. Saudara mengambil lima ekor ikan emas dan dimasukkan ke kantong plastik hitam lalu saudara goreng pake minyak cap ayam merak."

Darimana data sedetil itu didapatkan KPK? Cuma dengan metode sadap yang kini bakal dikebiri lewat UU KPK versi revisi itukah? Gerilnya KPK tak secetek itu, kawan. Tentu saja, sebagian besar informasi awal berasal dari internal. Konon, malah 95% temuan KPK itu berasal dari kawan seiring yang bisa jadi karena pecah kongsi.

Tapi undercover KPK beribu cara. Ini masih konon dan katanya. Ada yang disusupkan menjadi tenaga honorer pemerintah, bahkan ada yang jadi pemborong. Itu undercover yang umum dan biasa. 

Apanya yang luar biasa? Luar biasanya, penyamaran itu bukan untuk dijadikan bahan '86'. Tapi betul-betul dipakai untuk bahan OTT. Seperti lagu nina bobok anak-anak 'Cicak di Dinding'. 'Cicak cicak di dinding. Diam-diam merayap. Datang seekor nyamuk. Hap...lalu ditangkap'

So, anggap aja terus KPK itu cicak. Sampai engkau ditangkap...

Tabik puunn...

 

Amiruddin Sormin
Wartawan Utama
 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1259


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved