Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Menjahit Merah Putih, Merobek Bendera NU
Lampungpro.co, 28-Oct-2017

Amiruddin Sormin 1692

Share

Kata maaf secara terbuka dan pasang iklan memang sudah disampaikan Bupati Lampung Selatan Zainuddin Hasan. Selama berhari-hari, adik kandung Ketua MPR Zulkifli Hasan ini jadi bulan-bulanan di berbagai media atas ucapannya yang dinilai menghina Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.

PBNU menyebut isi pidato tersebut tidak etis diucapkan seorang pemimpin daerah. Terlebih ucapan itu disampaikan pada Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017), yang seharusnya ingin membangun kebersamaan dan semangat warga pesantren dalam membangun bangsa.

Meminta maaf itu hak seseorang dan memberi maaf itu tentu lebih mulia dari yang dimaaafkan. Tapi diterima secara institusi atau tidak, itu tergantung keikhlasan warga Nahdliyin.

Saya tak ingin berkutat di masalah yang disebut berbagai kalangan itu mengandung ujaran kebencian. Tapi bagaimana seorang publik figur harus menata setiap ucapannya di depan publik. Ini era media tanpa sensor. Bukan lagi era ketika seorang pemimpin bisa mengatur isi media atau menyensor omongan yang kepleset.

Media mainstream bisa saja diminta mengerti, tapi siapa bisa mengatur media sosial? Media sosial itu lebih galak, tanpa rambu-rambu, dan sering tanpa rem, seperti media mainstream. Media sosial itu seperti hantu yang bisa lempar batu sembunyi tangan dengan memakai akun bodong.

Alat perekam ada dimana-mana dan media penyebarannya gratis. Tak perlu alat canggih untuk mengunduhnya. Sekali unduh, jutaan pasang mata bisa melihatnya tanpa bisa disensor.

Maka ketika mesin komunikasi makin canggih, pertanyaannya bukan lagi "Seperti apa Anda ingin dikenang?", tapi "Seperti apa Anda ingin dicitrakan?".

Ini bukan tulisan yang ingin 'memperpanjang tali kolor'. Tapi ingin mengingatkan siapa pun agar bisa mengontrol ucapannya di depan publik. Menyatakan pendapat di muka umum memang dijamin UUD 1945, tapi harus bisa membedakan mana yang bisa disampaikan terbuka dan konsumsi kalangan tertentu.

Apalagi bagi yang rajin mencitrakan diri di depan publik. Setiap perkataan dan perbuatan pasti jadi sorotan. Semoga Zainuddin Hasan tak hanya menjahit Merah Putih seperti balihonya yang tersebar tapi juga menjahit bendera NU yang sempat robek.

Tabik puunnnn....

 

Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

 

 

#

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved