Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Sampai Kapan Pasien di Lampung Dicekoki Obat Farmasi?
Lampungpro.co, 03-Aug-2025

Amiruddin Sormin 550

Share

Amiruddin Sormin. LAMPUNGPRO.CO

Tabik puuunnn.

Di banyak ruang praktik dokter dan rumah sakit di Lampung, pola yang berulang terus terjadi. Pasien datang, diperiksa sebentar, lalu pulang membawa beberapa lembar resep farmasi. Tidak ada tawaran terapi alternatif, tidak tersedia pendekatan komplementer, dan nyaris tak ada ruang dialog mengenai pilihan lain di luar obat kimia.

Model pelayanan seperti ini tak hanya menunjukkan keterbatasan pendekatan, tetapi juga memperlihatkan betapa tertutupnya sistem medis lokal terhadap inovasi dan perkembangan pengobatan berbasis bukti yang lebih holistik.

Padahal, di pusat-pusat layanan kesehatan nasional seperti RSCM, RS Kanker Dharmais, dan RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta, pendekatan pengobatan telah berkembang melampaui resep kimia semata. Layanan akupunktur medik dan terapi herbal telah masuk ke dalam sistem medis resmi dan menjadi bagian dari terapi paliatif, rehabilitatif, hingga pendukung penyembuhan penyakit kronis.

Rumah sakit tersebut juga menyediakan layanan yang didasarkan pada diagnosis konvensional, menggunakan sistem internasional seperti ICD dan didukung clinical pathway yang ketat. Bahkan dalam beberapa kasus seperti onkologi, infertilitas, dan nyeri kronis, terapi non-farmasi digunakan sebagai pelengkap utama, bukan hanya pelengkap tambahan.

Di luar itu, beberapa wilayah lain seperti Purwakarta telah memiliki rumah sakit berbasis herbal, dan klinik integratif di Tangerang menggabungkan layanan kandungan dengan terapi akupunktur untuk pasien program kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi terapi alternatif bukan lagi gagasan eksperimental, melainkan praktik layanan nyata yang teruji dan dijalankan oleh institusi resmi.

Sayangnya, pemandangan serupa belum ditemukan di Lampung. Fasilitas kesehatan utama seperti RSUD Abdul Moeloek, RS Urip Sumoharjo, maupun rumah sakit swasta besar, belum menunjukkan tanda-tanda keterbukaan terhadap pengobatan integratif.

Masyarakat yang mengalami penyakit kronis, gangguan hormonal, atau keluhan nyeri jangka panjang masih terbatas pada satu jalur terapi: farmasi. Tidak tersedia layanan akupunktur medis resmi, tidak ada jalur pengobatan herbal berbasis klinis, dan hampir tidak ditemukan kolaborasi antar-disiplin untuk mendukung pemulihan menyeluruh pasien.

https://bpjslampung.org/
1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved