Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Pesona Seba Baduy Dongkrak Kunjungan Wisatawan ke Lebak
Lampungpro.co, 30-Apr-2017

1582

Share

LEBAK (Lampungpro.com)-Kantor Bupati Lebak, Banten Jumat (28/4/2017) di datangi oleh ribuan warga Baduy baik dalam maupun luar. Kedatangan orang kenekes ini bukan mau berdemo, namun menghadiri tradisi pesona Seba Baduy dengan sebelumnya mereka berjalan kaki memadati jala-jalan utama di Kabupaten Lebak, Banten sambil membawa aneka hasil bumi yang dipersembahkan kepada kepala daerah.�

"Kegiatan Seba dimulai pada Jumat (28/4) sampai Minggu (30) April 2017. Acara dimulai dari Kantor Kecamatan Leuwidamar di Kabupaten Lebak sampai Museum Negeri Provinsi Banten di Kota Serang," kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya di Rangkas Bitung, Lebak, Banten.

Warga Baduy luar dan dalam melakukan jalan kaki dari kampung mereka sambil membawa aneka hasil bumi yang dipersembahkan kepada kepala daerah. Pada pukul 16.00 WIB rombongan masyarakat Baduy memasuki kota Rangkasbitung, melewati jalan-jalan kota yang dihiasi branding Pesona Indonesia.

Ini Tradisi tahunan milik adat yang berasal dari daerah Selatan di Kabupaten Lebak. Tahun ini tergolong Seba Gede (besar), diikuti lebih dari 2.000 lebih orang masyarakat suku Baduy baik dari Baduy Dalam maupun Luar.�"Selamat dan sukses," jelas Arief Yahya Menpar.

Perayaan Seba sampai sekarang masih dipertahankan secara turun-temurun oleh masyarakat Baduy. Perayaan Seba tersebut merupakan bentuk silatuhrahmi masyarakat Baduy dengan kepala daerah yakni Bupati dan Gubernur sebagai "Bapak Gede" atau kepala pemerintah daerah.

Menurut Bupati Octavia, Seba Baduy dilakukan setelah warga Baduy menjalani ritual kawalu selama tiga bulan. Ritual Kawalu berlangsung selama tiga bulan dan pada kurun waktu tersebut kawasan Baduy tertutup bagi wisatawan.

Ia menjelaskan, Seba Baduy merupakan upacara tradisi sakral warga Baduy yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Seba ini merupakan budaya yang sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak zaman Kesultanan Banten.

"Pesan moral yang disampaikan dari masyarakat baduy yakni menitipkan pesan kepada pemerintah untuk menjaga kelestarian alam, hutan dan lingkungan. Tentunya ini juga merupakan pesan moral untuk kita sebagai masyarakat Banten agar tetap menjaga kelestarian alam supaya terhindar dari bencana," kata Bupati Octavia.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kemenpar, Esthy Reko Astuty didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Personal Wawan Gunawan mengatakan, tradisi seba baduy merupakan salah satu destinasi wisata budaya favorit yang dimiliki Provinsi Banten.

"Budaya itu semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. Selaras dengan itu, keunikan masyarakat Baduy yang menjaga kuat tradisinya justru menjadi kekuatan bernilai jual wisata tinggi," ujar Esthy.

Esthy menambahkan, Indonesia sendiri memiliki faktor-faktor yang menjadi daya tarik promosi bagi wisatawan untuk datang berwisata. Faktor-faktor tersebut, lanjut Esthy, yakni budaya, alam dan wisata buatan. "Prosentasenya budaya 60 persen, alam 35 persen dan wisata buatan 5 persen" kata Esthy.

Melihat tingginya nilai daya tarik budaya, Esthy menegaskan, bahwa kegiatan Seba Baduy ini mesti mendapat perhatian lebih. Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pariwisata dan didukung Kementerian Pariwisata mengangkat wisata budaya dengan branding Pesona Seba Baduy tersebut sebagai daya tarik pariwisata di tingkat nasional dan dunia.

Pada malam harinya, semua masyarakat Baduy yang datang di kantor Bupati melakukan makan bersama dengan seluruh masyarakat yang hadir. Tidak terkecuali, Bupati Iti Octaviani, Ibu Esthy Reko Astuty dan semua pejabat pemda Kabupaten Lebak duduk bersama dihalaman kantor Bupati dengan bersila dan makan ramai-ramai beralaskan daun pisang.

Keunikan ini menjadi suatu momen tersendiri bagi masyarakat dan wisatawan yang hadir di lokasi acara. Seusai ritual makan malam bersama, mereka berkumpul di aula Bupati untuk memberikan simbolis aneka hasil bumi kepada Ibu Bupati. Acara dilanjutkan dengan dialog antara Bupati dan warga Baduy yang lebih berisi penyampaian pendapat atau aspirasi warga Baduy kepada kepala daerah.

Di alun-alun Kota Rangkasbitung yang tepat berada didepan kantor Bupati, berbagai atraksi digelar untuk menghibur warga Baduy, masyarakat dan wisatawan yang hadir. Mulai dari wayang golek, panggung tari jaipong, beragam stand pameran karya kreatif warga Baduy sampai berbagai macam kuliner Banten tersaji di alun-alun tersebut.

Alun-alun pun terlihat padat oleh lautan manusia, antusiasme tinggi masyarakat Rangkasbitung membuat event Pesona Seba Baduy kali ini makin menggelora. Baduy atau banyak yang menyebutnya Orang Kanekes. Hidup di pedalaman lebak. Berprinsip meneguhkan adat istiadat warisan leluhur. Menentang modernitas lewat 1001 pantangan yang bertahan pun tidak banyak.

Mereka kini dikenal sebagai Baduy Dalam dan bermukim tiga kampung di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Rangkasbitung, Banten, Cibeo, Cikesik dan Cikertawana. Tanpa listrik, tanpa deru mesin dan tetap setia membentengi diri dari pengaruh dunia luar hingga saat ini.

Bagi yang tidak kuat harus menyingkir. Mereka dikenal sebagai Baduy Luar. Hidup berdampingan dengan Baduy Dalam dan masih menjalankan sebagian adat istiadat yang telah diwariskan oleh para leluhurnya.

Bagi orang Baduy tidak mengenal olahraga, bahkan bagi Baduy Dalam, kegiatan ini terlarang menurut adat. Namun bukan berarti fisik dan kesehatan orang Baduy meragukan. Apalagi untuk urusan jalan kaki, orang Baduy, utamanya Baduy Dalam mampu melakukannya berhari-hari.

Upacara Seba menjadi salah satu pembuktian ketangguhan fisik suku Baduy, terutama suku Baduy Dalam. Sebab dalam acara yang telah menjadi tradisi sejak Kesultanan Banten ini, mereka harus berjalan puluhan kilometer untuk bersilaturahmi dengan para pimpinan pemerintahan di provinsi Banten.

Prosesi upacara Seba suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan menjadikan ketetapan Lembaga Adat Masyarakat Baduy yang diterapkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3763


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved