Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Piala Dunia Rusia, Matinya Sepak Bola Telenovela
Lampungpro.co, 08-Jul-2018

Amiruddin Sormin 1365

Share

'Mati Ketawa Cara Rusia', buku humor klasik terbitan 1986 yang sempat jadi best seller dunia barangkali pas untuk menggambarkan 'matinya' beberapa tim raksasa seperti Jerman, Spanyol, Argentina, Portugal, dan Brazil di Piala Dunia Rusia 2018. Banyak analisa muncul, namun saya menilai Piala Dunia Rusia adalah momen berakhirnya masa keemasan sepak bola telenovela.

Ya, sepak bola yang mempertontonkan 'drama' alias sandiwara itu, kini hanya jadi bahan tertawaan. Seperti kebiasaan striker Brazil Neymar Jr, yang kerap menjatuhkan diri atau berpura-pura cedera, agar wasit menghadiahkan tendangan bebas dan pinalti atau kartu kuning dan kartu merah bagi tim lawan. Trik ini sangat disukai para pemain bintang macam Ronaldo bahkan Maradona. 

Terlebih jika yang memimpin pertandingan wasit asal Asia dan Afrika. Itu sebabnya, nasehat utama FIFA bagi wasit asal Asia dan Afrika saat memimpin laga tim-tim Eropa dan Amerika Latin, adalah hati-hati akting para pemain.

Sepak bola telenovela memang hanya jadi bahan tertawaan ketika delapan wasit menjadi pengadil lapangan hijau. Empat wasit di lapangan dan empat lainnya memonitor lewat layar dengan teknologi Video Assistant Referee (VAR). Teknologi ini menjadikan tak ada lagi 'blank spot' yang menjadikan 'Gol Tangan Tuhan' ala Maradona terjadi.

Semua gerak-gerik pemain, bahkan penonton yang rasis dan membuat keonaran terpantau dari berbagai sudut. Itu sebabnya, penalti bisa dianulir. Kartu yang terlanjur keluar bisa dibatalkan. Bahkan keputusan offside bisa jadi onside.

'From Russia With Love' film James Bond kedua yang dirilis 1963, barangkali tepat juga dipakai, betapa Rusia menjadi monumen bagi pemain dan tim yang masih suka 'main sabun'. Pemuncak Piala Dunia tanpa wakil Amerika Latin juga simbol matinya sepak bola telenovela.

Adios sepak bola telenovela. Saatnya menonton laga penuh trik, bukan intrik. Saatnya, bagi Indonesia menatap Piala Dunia dengan sepak bola taka-tiki dan strategi. Jangan lagi memainkan 'sepak bola gajah', karena Piala Dunia pun tak mengampuninya. Ole...!

Tabik puunnn....

 

Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1264


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved