Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Senyum Tulus Berbuah Fulus
Lampungpro.co, 21-Jan-2017

Amiruddin Sormin 1649

Share

Mengajak senyum itu mudah. Apalagi kalau sadar senyum itu ibadah. Tapi mengajak senyum penjual oleh-oleh yang dagangannya tak jadi dibeli, itu bukan perkara mudah. Apalagi dagagannya udah ditawar terjun bebas dan dicicipi.

Ngak percaya? Cobalah iseng berbelanja oleh-oleh di seputaran tepekong Telukbetung Jalan Ikan Kakap atau sentra kripik Bandar Lampung Jalan Pagar Alam, Segala Mider. Itu cuma sekedar contoh. Semoga bukan senyum kecut yang diterima.

Senyum itu mudah, bahkan lebih mudah daripada cemberut. Beberapa ahli menyatakan dibutuhkan 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Beberapa ahli lainnya menyebutkan dibutuhkan 62 otot untuk cemberut dan hanya 26 otot untuk tersenyum.

Bila melihat sentra wisata Lampung, rasanya sulit percaya kalau berbagai survei dunia menempatkan Indonesia sebagai negara paling ramah di dunia. Bahkan Garuda Indonesia terpilih sebagai maskapai penerbangan paling dicintai di dunia karena keramahannya.

Ini persoalan mendasar pariwisata Lampung. Tak heran kalau berkunjung ke destinasi wisata yang lagi booming yakni Pulau Pahawang, Pesawaran, ada slogan untuk mengajak senyum yang digelorakan Komunitas Kampanye Senyum.

Jangan berfikir terlalu besar sebelum membenahi persoalan senyum ini. Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lampung gagal meraih sertifikat 3S (salam, sapa, senyum) gara-gara persoalan senyum ini. Pertamina bahkan harus mencabut sertifikat 3S dari beberapa SPBU di Lampung gara-gara operatornya tak senyum sewaktu melayani pembeli.

Juga jangan berfikir terlalu besar soal pariwisata tanpa khatam soal senyum. Ini persoalan hospitality yang ada SKS-nya di bangku kuliah akademi pariwisata. Itu sebabnya, kita ingin pelaku pariwisata dan semua yang peduli soal senyum ini bahu membahu mengajarkan hospitality kepada masyarakat.

Pondasi dasar pariwisata bukan hanya akses, amenity, dan atraksi, tapi bagaimana semua itu dibungkus hospitality alias keramahtamahan sebagai bagian budaya luhur bangsa ini. Pariwisata Lampung pun harus berbasis hospitality ini, karena pada dasarnya masyarakat Lampung amat ramah dan terbuka pada pendatang sebagai bagian falsafah nemui nyimah. Percayalah, senyum yang tulus akan berbuah fulus alias uang. Tabik puunnn....

#


Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved