Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Simpanan dan 'Simpenan' itu Bikin Ngeri
Lampungpro.co, 19-Jan-2017

Amiruddin Sormin 1538

Share

Kalau ditanya apa beda simpanan dan simpenan, survei membuktikan jawabannya pasti simpanan itu ada di bawah kasur dan 'simpenan' itu di atas kasur. Humor lawas yang kelewat ngetop ini sebenarnya berangkat dari fenomena betapa ngerinya menyimpan uang.

Apalagi punya istri pintar cari duit. Dimana pun uang ditaruh pasti ketemu. Lebih ngeri lagi kalau 'simpenan' ketemu juga oleh istri. Itu yang disebut warga Lampung dengan 'babak bingkas'.

Fenomena menyimpan uang di bawah kasur bukan isapan jempol. Tengoklah rasio-rasio perbangkan yang sering dirilis Bank Indonesia Perwakilan Lampung. Rasio kredit dan tabungan alias simpanan sering jomplang, rasio kredit lebih tinggi ketimbang simpanan. Ketimpangan inilah yang membuat Bank Indonesia menggelorakan kampanye 'Ayo Menabung' dan menetapkan 31 Oktober sebagai Hari Menabung Nasional.

Tapi apa daya, masyarakat masih sungkan masuk kantor bank bersandal jepit dan bertopi kupluk. Strategi bank keliling juga belum ampuh menarik dana masyarakat. Ceruk inilah yang dimanfaatkan lembaga nonperbankan seperti koperasi simpan pinjam, baitul mal, dan bentuk-bentuk investasi yang menjanjikan bunga, bagi hasil, dan keuntungan lebih tinggi dari perbankan.

Bahkan rasio seorang guru besar pun dibungkam oleh praktek penggandaan uang ala Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Membungkus bisnis dengan agama memang cepat menarik minat. Inilah fenomena yang belakangan melanda Lampung. Itulah yang terjadi pda ratusan nasabah Baitul Mal Wattamwil (BMT) Amanah Sentosa Abadi (ASA) yang berunjuk rasa awal Januri lalu di Pemkab Lampung Timur. Nasabah menuding BMT ASA menggelapkan dana hingga Rp3 miliar.

Ini bukan kasus pertama. Di Pringsewu, ribuan anggota Koperasi Berkah Mandiri juga tersandung kasus serupa. Demikian juga kasus Koperasi BMT Mandiri Raya, Lampung Tengah, yang uang simpanannya dibawa kabur.

Mengajak masyarakat menyimpan dana di lembaga keuangan tepercaya butuh waktu dengan kerja cerdas dan kreatif. Otoritas Jasa Keungan (OJK) yang diamanatkan membenahi soal ini harus lebih sering turun gunung dan jangan berdiri lagi di menara gading. Sering-sering blusukan, bagaimana menyapa masyarakat agar simpanan tak lagi mengerikan. Tabik puuunnnn.....


Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

 

 

#

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved