JAKARTA (Lampungpro.com)-Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada semester I 2017 sangat siginifikan mencapai 22,42 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah 6,48 juta kunjungan itu, wisatawan asal India tercatat yang paling tinggi pertumbuhannya.
Apa yang membuat wisatawan Bollywood itu tertarik? Apa saja faktor yang mendorong mereka untuk plesir? Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu punya jawabannya..
VJ. Sapaan akrab Vinsensius Jemadu mengatakan, dari jumlah tersebut mayoritas kunjungan masih menyasar Pulau Dewata, Bali. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali, hingga Juni 2017 wisatawan asal India tercatat sebanyak 129.727 wisatawan. Jumlah tersebut naik 39,90 persen dibanding semester sama tahun sebelumnya yang tercatat 92.371 orang.

"Hal ini karena ada kesamaan mayoritas penganut agama Hindu sehingga menimbulkan proximity (kedekatan) budaya yang kental antara masyarakat India dan Hindu di Bali. Dan ditunjang dengan adanya air connectivity dari Denpasar ke berbagai kota di India, ujar VJ, Selasa (22/8).

Dari paparan VJ, sejak Desember lalu, Garuda Indonesia sudah melayani penerbangan dari Denpasar-Mumbai. Kemudian tidak lama berselang, Air Asia juga membuka penerbangan ke Mumbai dan Denpasar-Kolkata. Dan satu bulan setelahnya giliran Batik Air menerbangi Denpasar-Chennai.
Ini artinya roadshow yang dijalani Menpar Arief Yahya hasilnya benar-benar luar biasa. Karena itu kami akan terus mendorong airlines, khususnya LCC untuk terbang ke beberapa kota besar India ke destinasi-destinasi yang sesuai dengan market profiling mereka, ujar VJ.
Lalu, apa yang akan dilakukan Kemenpar guna menggenjot lagi kedatangan wisman India? Soal ini, VJ mantap mengatakan, dengan menguatkan kedekatan budaya. Selama ini wisman India lebih mengenal Bali dan Kepri sebagai destinasi yang dituju.
Padahal kita punya JogloSemar yang juga kuat serta memiliki kesamaan budaya yang sama. Nantinya promosi akan diperkuat baik secara online maupun offline, kata dia. 

Pasar MICE bakal ikut digenjot. Kebetulan, pasar MICR juga punya potensi sangat besar di India. Kemenpar, ujar Vinsen, akan menggandeng tour operator di 10 kota di India yang akan diberi pelatihan bagaimana menjual destinasi Indonesia.
Pelatihan tersebut akan dilakukan berjenjang, sehingga membuat tour operator India benar-benar bisa menjual destinasi Indonesia.
Pasar MICE ini luar biasa di India. Selama ini saya akui belum tergarap baik, sementara Singapura menangkap peluang itu dengan baik sekali, kata Vinsen. 

Selain itu, guna memperlancar pasar MICE, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata juga akan memberi insentif. Dari penjajakan yang dilakukan Vinsen, didapat aspirasi dari whole seller di India yang menginginkan kemudahan-kemudahan dalam membawa wisatawan MICE, khususnya insentif. 

Misalnya fasilitasi antrean khusus di imigrasi, kemudian satu kali untuk lunch atau dinner serta special gift seperti selendang atau udeng. Hal itu seperti bentuk penghormatan mereka diterima secara resmi, kata Vinsen.
Vinsen mengatakan nantinya promosi akan dikejar di 10 kota India yakni Mumbai, Ahmedabad, Pune, Chandigarh, Konnagar, New Delhi, Kolkata dan lainnya.
Spending mereka rata-rata satu orang wisman lebih dari 1.100 dolar AS. Dengan jumlah penduduk yang tinggi, maka potensinya sangat besar. Pasar yang gemuk selain Tiongkok, ujar Vinsen.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M) I Gde Pitana mengatakan, meningkatnya kunjungan wisman India juga tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan lainnya.
Termasuk pemberlakuan bebas visa (free visa) dan penguatan konektifitas penerbangan yang telah dilakukan oleh Garuda Indonesia dari Mumbai ke beberapa kota besar di Indonesia, ujar Pitana.
Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut menegaskan, berdasarkan data, tahun 2015 outbound travellers India ada 20.380.000 orang atau tumbuh 11,1 persen dari tahun 2014. Dengan kedekatan budaya, maka ada potensi besar untuk menggaet pasar India. 

Ramayana dan Mahabharata yang sangat popular di Indonesia itu berasal dari India, ujar Arief Yahya yang menilai industry tourism itu mirip dengan telecommunication dan transportation. Kuncinya ada di proximity, atau kedekatan.

Hal lainnya, india juga punya Mumbai yang notabene merupakan pusat bisnis India nomor dua terbesar setelah New Delhi. Sebanyak 45 persen dari jumlah outbound India berasal dari Mumbai.
"Ini semakin meyakinkan bahwa India, khususnya Mumbai merupakan pasar sangat potensial khususnya untuk memperkenalkan 10 destinasi pariwisata prioritas yang ada di Indonesia," kata Menpar Arief Yahya. (*)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
20012
Bandar Lampung
10557
Gerbang Sumatera
5668
Lampung Barat
5044
Gerbang Sumatera
4384
213
12-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia