JAKARTA (Lampungpro.com)-Kunci sukses pengembangan pariwisata menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya adalah lima unsur Pentahelix ABCGM yakni Akademisi, Birokrasi, Community, Government dan Media bisa berjalan seiringan. Peran kelima unsur ini, termasuk, Akademisi, sangat penting dalam ikut menyukseskan pariwisata.
Dalam konteks seperti itulah apa yang dilakukan oleh Universitas Trilogi, Jakarta ini bisa dimaknai. Menggandeng sejumlah seniman dan pengajar seni seperti Wiwik Sipala (Waode Siti Marwiyah), Sukarji Sriman MFA dari IKJ serta Suryandoro, Dewi Sulastri dan AA Rai Susila Panji, kampus ini menggelar "Pentas Seni Nusantara" Kolosal melibatkan 500 mahasiswa.
Sebanyak 500 mahasiswa semester 2 dari 11 program studi selama semester ini diajak mengenal berbagai budaya Indonesia, melakukan eksplorasi seni sesuai dengan minatnya dan melatih tubuh agar bugar dan lentur untuk berekspresi seni.
"Mereka melaksanakan Ujian Akhir Semester dalam bentuk pementasan seni empat kebudayaan sekaligus yaitu Jawa, Bali, Minang, dan Papua. Pementasan tersebut melibatkan empat Tim Produksi Tiap Budaya yang menampilkan Tari, Musik dan Teater," ujar Oetari Noor Permadi selaku konsultan dan penanggung jawab tim pengajar mata kuliah Kebugaran dan Apresiasi Seni, Rabu (5/7).
Mantan penyiar TVRI ini menambahkan, jalan budaya dan seni khususnya seni pertunjukan sangat cocok sebagai muatan pembentukan karakter dalam pendidikan. Dengan motto pertunjukan the show must go on yaitu "biar pun langit runtuh, pertunjukan tetap berlangsung" maka, para mahasiswa didorong untuk berani ambil tanggung jawab, bertenggang rasa, punya inisiatif dan pantang menyerah berkreasi guna memberikan yang terbaik bagi kelompoknya. Semua itu untuk menyiapkan mereka sebagai enterpreneur di bidang seni budaya lokal yang handal.
"Sehingga kelak mereka pun bisa mendukung pengembangan pariwisata dengan seni budaya lokal Nusantara," kata Oetari.
Para mahasiswa itu pun terlihat tekun serta serius dalam berlatih. Tak pelak suasana kampus pun menjadi beda. Tiap Selasa dan Jumat, di Atrium yg luas itu terdengar alunan gending-gending Jawa. Dan setelah itu digetarkan oleh tetabuhan Bali, musik Papua dan saluang serta talempong Minang. Suasananya jadi Indonesia banget. "Bahkan di bulan puasa ketika terik matahari memanggang kulit, jadwal latihan dr 07:45 bergantian hingga 16:30 tidak terganggu," ujar Oetari.
Untuk Tim Budaya Minang dengan Nusirwan --Seniman Budaya Minang-- sebagai pelatih menampilkan Tari Randai. Tari ini menceritakan Malin Kundang, dengan Dendang Simarantang diiringi alat musik Saluang, Talempong dan Pupuik Batang Padi.
Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Kabul Wahyu menggarisbawahi pentas ini. Sesuai visi Universitas Trilogi mendidik mahasiswa sebagai Teknopreuneur, yang Mandiri dan sigap berkolaborasi, maka pembelajaran difokuskan untuk membentuk berbagai regu yang berfungsi optimal dalam macam-macam kondisi. Semacam "super team".
Wiwik Sipala (Waode Siti Marwiyah) dan Sukarji Sriman MFA dari IKJ sangat menghargai komitmen Universitas Trilogi memberikan porsi penting seni pertunjukan Nusantara dalam skala massal seperti ini. "Ini pertama kalinya sebuah universitas sekaligus mengajarkan seni dari 4 wilayah Indonesia yg berbeda," uajr Wiwik Sipala.
Suryandoro dan Dewi Sulastri, pelatih Seni Budaya Jawa menandaskan bahwa mereka melatih kesenian dengan tokoh Hanoman dengan maksud agar mahasiswa memiliki karakter tangguh, tanggap dan tuntas dalam bekerja. Karena, untuk menguasai seni tari dan gamelan harus dimulai dari menguasai ego dalam diri sehingga bisa tenggang rasa dan saling memahami.
AA Panji memberi kebebasan para mahasiswa untuk berkreasi. Dikatakannya, karena ini apresiasi seni, bentuk Tari Kecak dengan cerita Subali Antaka (Subali Gugur) sangat memungkinkan untuk dikreasi sebaik mungkin. Termasuk kostum yang dirancang dan disiapkan para mahasiswa sendiri.
Untuk Pentas Seni Nusantara ini, Universitas Trilogi bekerjasama dengan Yayasan Mekar Pribadi. Semua ini dimaksudkan melaksanakan program soft skill antara lain melalui mata kuliah Kebugaran dan Apresiasi Seni.
Ia menegaskan kuliah dan pentas seni ini bertujuan menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. Juga meningkatkan percaya diri para mahasiswa, melatih kerjasama dan tenggang rasa antara mahasiswa agar menjadi pemimpin muda yang kreatif, tangguh dan cinta budaya Nusantara. Sehingga mereka pun bisa melestarikan tradisi seni budaya. Karena, sebagaimana keyakinan Menpar Arief Yahya, semakin dilestarikan semakin menyejahterakan. (*)
Berikan Komentar
Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...
265
Bandar Lampung
11622
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia