BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Gonjang-ganjing bisnis singkong di Provinsi Lampung, nyaris tak merebak ke permukaan. Bisa jadi karena bingung mau berbuat apa atau tak sanggup melawan industri yang kini menjelma menjadi 'negara dalam negara'.
Itu sebabnya, isu ini tak menarik bagi kepala daerah manapun, sehingga hanya segelintir kepada daerah yang mau menerima curhatan para petani singkong. Simaklah, tak satu pun ada kepala daerah di Lampung ini yang mau sidak ke lapak, pabrik, dan kebun singkong alias ubikayu.
Singkong hanya dibangga-banggakan dalam laporan sebagai provinsi produsen terbesar di Tanah Air. Maklum, sejak era 2000-an Lampung memang jawara di bahan pangan ini. Tengoklah catatan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KTPH) Provinsi Lampung. Pada 2014 produksi ubikayu sempat menyentuh angka 8 juta ton.
Kemudian turun menjadi 7,3 juta ton (2015), 6,4 juta ton (2016), 5,4 juta ton (2017), dan 5 juta ton pada 2018. Pada 2019, luasan lahan panen tinggal 199.385 hektare dengan produksi 4,9 juta ton. Meski sempat naik menjadi 5,6 juta ton di 2020, namun seiring anjloknya harga singkong hingga Rp700 per kg dengan potongan hingga 30%, bakal membuat produksi merosot.
BACA JUGA: Simalakama Petani Singkong Lampung Timur, Dipanen Cuma Rp600/Kg, tak Dipanen Jadi Akar
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1275
Lampung Selatan
3973
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia