Penurunan kinerja produksi ini diakui oleh DKTPH Provinsi Lampung, karena terus merosotnya harga singkong sehingga membuat petani beralih ke tanaman lain. Pasalanya, tak ada jaminan lindung harga dan lindung mutu di agrobisnis singkong ini.
Catatan Lampungpro.co yang dihimpun dari berbagai petani dan kelompok tani, hantu misterius yang hingga kini belum dipahami petani adalah dari mana penetapan harga singkong hingga bisa anjlok. Kemudian dari mana asal refaksi yang hingga 30% dan membuat petani menerima hasil panennya seperti bukan berbisnis, tapi agar tak disebut 'perampokan'.
Misteri ini yang membuat petani bertahan tidak mencabut singkong sampai harga membaik. Meskipun sepekan terakhir harga mulai bergerak naik dari Rp600-Rp700/kg menjadi Rp900/kg, tuntutan petani tetap yakni harga minimal Rp1.000 dengan potongan rafaksi maksimal 10%.
"Dulu pernah saat singkong rata-rata Rp1.500 ada pabrik yang berani terima harga Rp1.000 potongan 0%. Jadi, kalau Rp1.000 potongan maksimal 10% masih relevan untuk petani atau pelaku usaha khususnya singkong, Namun, minimal umur singkong 10 bulan. Itu harapan kami, kalau mau adil gunakan tester kadar tapioka untuk menentukan besaran potongan," kata Andy, petani singkong asal Lampung Tengah, Selasa (23/3/2021).
Di sisi lain, menurut Tony juga petani singkong, refaksi yang tepat adalah 5%. Penambahan refaksi idealnya pada kadar pati yang tidak mencapai kalkulasi minimal. "Kalau ada jenis singkong yang memang tidak sesuai kadar patinya, sebaiknya ditolak atau tidak diterima. Ini untuk menghindari adanya pilih kasih atau dianggap sama saja singkong tua atau muda. Mengenai harga, kita juga perlu memperhatikan berapa harga jual tepung tapioka dan biaya produksi, pajak, dan biaya lainnya," kata Tony.
Selain itu, kata Tony, varietas juga berpengaruh. "Alangkah baiknya pabrik ikut menentukan varietas singkong unggulan untuk bisa diterima. Maksud saya, untuk menghindari besaran potongan sebelum potongan ditentukan mutlak batas minimal atau maksimal harus juga tercantum sebagai kesepakatan beberapa faktor yakni varietas dan umur singkong dengan tetap menggunakan alat tester, dan harga bawah/minimal singkong," kata dia
Pengaplikasian alat tester, kata Tony, juga dapat memacu daya saing di tingkat petani agar tidak panen singkong di usia muda, juga secara tidak langsung mengapresiasi petani singkong yang mampu dan mau panen singkong yang sudah cukup umur setidaknya satu tahun. "Ini juga harus jadi pertimbangan selain penetapan harga dan potongan," kata dia.
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1275
Lampung Selatan
3973
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia