Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Catatan Bisnis Singkong Lampung, Industri Berkibar Petani Terkapar
Lampungpro.co, 24-Mar-2021

Amiruddin Sormin 7341

Share

Panen singkong di Lampung Timur, pekan lalu. LAMPUNGPRO.CO/DOK

Penurunan kinerja produksi ini diakui oleh DKTPH Provinsi Lampung, karena terus merosotnya harga singkong sehingga membuat petani beralih ke tanaman lain. Pasalanya, tak ada jaminan lindung harga dan lindung mutu di agrobisnis singkong ini. 

Catatan Lampungpro.co yang dihimpun dari berbagai petani dan kelompok tani, hantu misterius yang hingga kini belum dipahami petani adalah dari mana penetapan harga singkong hingga bisa anjlok. Kemudian dari mana asal refaksi yang hingga 30% dan membuat petani menerima hasil panennya seperti bukan berbisnis, tapi agar tak disebut 'perampokan'.

Misteri ini yang membuat petani bertahan tidak mencabut singkong sampai harga membaik. Meskipun sepekan terakhir harga mulai bergerak naik dari Rp600-Rp700/kg menjadi Rp900/kg, tuntutan petani tetap yakni harga minimal Rp1.000 dengan potongan rafaksi maksimal 10%. 

"Dulu pernah saat singkong rata-rata Rp1.500 ada pabrik yang berani terima harga Rp1.000 potongan 0%. Jadi, kalau Rp1.000 potongan maksimal 10% masih relevan untuk petani atau pelaku usaha khususnya singkong, Namun, minimal umur singkong 10 bulan. Itu harapan kami, kalau mau adil gunakan tester kadar tapioka untuk menentukan besaran potongan," kata Andy, petani singkong asal Lampung Tengah, Selasa (23/3/2021).

Di sisi lain, menurut Tony juga petani singkong, refaksi yang tepat adalah 5%. Penambahan refaksi idealnya pada kadar pati yang tidak mencapai kalkulasi minimal. "Kalau ada jenis singkong yang memang tidak sesuai kadar patinya, sebaiknya ditolak atau tidak diterima. Ini untuk menghindari adanya pilih kasih atau dianggap sama saja singkong tua atau muda. Mengenai harga, kita juga perlu memperhatikan berapa harga jual tepung tapioka dan biaya produksi, pajak, dan biaya lainnya," kata Tony.

Selain itu, kata Tony, varietas juga berpengaruh. "Alangkah baiknya pabrik ikut menentukan varietas singkong unggulan untuk bisa diterima. Maksud saya, untuk menghindari besaran potongan sebelum potongan ditentukan mutlak batas minimal atau maksimal harus juga tercantum sebagai kesepakatan beberapa faktor yakni varietas dan umur singkong dengan tetap menggunakan alat tester, dan harga bawah/minimal singkong," kata dia 

Pengaplikasian alat tester, kata Tony, juga dapat memacu daya saing di tingkat petani agar tidak panen singkong di usia muda, juga secara tidak langsung mengapresiasi petani singkong yang mampu dan mau panen singkong yang sudah cukup umur setidaknya satu tahun. "Ini juga harus jadi pertimbangan selain penetapan harga dan potongan," kata dia.

1 2 3 4 5

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1275


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved