BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Tulisan ini disajikan bukan berdasarkan penelitian, karena memang tugas jurnalis adalah membahas fenomena. Sedangkan penelitian itu ranah para akademisi.
Sehinggga kalau judul tulisan ini bernada ksempulan yang bisa menimbulkan perdebatan, itu karena ditulis berdasarkan fenomena dari liputan jurnalistik. Pun kalau tulisan ini kurang kuat jadi dasar pengambilan kebijakan, silakan teman-teman akademisi membuat kajian akademis, separah apa sebenarnya kasus tawuran pelajar di Lampung.
Modal saya menulis catatan ini hanya mengandalkan menu pencarian berita yang ada di portal Lampungpro.co dengan mengetik keyword 'tawuran' . Hasilnya, selama 2024-2025, tiap bulan tak ada yang kosong dari berita tawuran pelajar.
Mulai dari yang memakan korban jiwa, korban luka, hingga menggunakan senjata tajam. Umumnya, dimulai saling ejek dan saling tantang di media sosial yang berujung tawuran.
Jika dihitung pelaku yang diamankan kepolisian, jumlahnya mencapai ribuan. Biasanya para pelajar ini cuma didata, orang tua dan guru dipanggil ke kantor kepolisian lalu dipulangkan untuk pembinaan.
Tapi ada juga yang masuk ranah hukum pidana. Ini terjadi ketika dua dari 14 remaja yang ditangkap polisi ditetapkan menjadi tersangka atas tawuran yang menewaskan pelajar bernama Rizky Abdul Salam Al Qolili. Kedua pelajar itu yakni AAP (17) dan ERMP (19) pada Minggu (5/5/2024). Korban, Rizky tercatat sebagai pelajar di SMA Satu Nusa Bandar Lampung, tewas dengan sejumlah luka bacokan pada tubuh dan wajahnya.
Selain korban meninggal, tawuran ini juga membuat korban bernama Reno Surya Agustino (17) menjalani perawatan akibat luka bacokan di punggungnya. Adapun peran kedua remaja yakni menyerang korban Rizky dan Reno.
Lalu apakah setelah dibina dan ada nyawa pelajar melayang, tawuran berhenti? Ternyata menurut penelusuran Lampungpro.co sejak awal hingga April 2025, kasus tawuran pelajar di Lampung masih terjadi terutama pada Ramadan 1446 Hijriah lalu.
Di tengah fenomena itu, tiba-tiba semua terhenyak ketika akhir April 2025, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, ingin mengirim siswa yang terjaring tawuran dan geng motor ke barak militer dengan bungkus pendidikan berkarakter. 'Bapak Aing' Dedi Mulyadi memulainya dengan mengirim 39 siswa di Kabupaten Purwakarta mengikuti pendidikan di barak tentara.
Media pun riuh, aneka konten pro kontra berseliweran menyita ruang publik. Seolah masalah tawuran pelajar hanya terjadi di Jawa Barat.
Ada yang menolak tapi ada juga yang terang-terangan mengadopsi gagasan pria yang disapa KDM itu. Sebut saja Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, yang sudah mengeluarkan ultimatum bakal mengirim pelajar yang terjaring ke barak militer.
Algoritma media memang selalu mengikuti trending topic. Tapi sebagai jurnalis, saya ingin Lampung mengadopsi langkah KDM ini, meskipun di Lampung belum jadi trending topic.
Seperti halnya, ketika Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal (Mirza) mengadopsi aplikasi JAKI milik Pemprov Daerah khusus Jakarta untuk perbaikan pelayanan Mengadopsi bukan berarti tak kreatif, karena langkah kreatif itu cuma ada dua yakni membuat sesuatu yang baru atau membuat lebih baik yang sudah ada.
Gubernur Mirza bisa mengadopsi langkah KDM dengan berkolaborasi tak hanya dengan militer tapi kalangan pondok pesantren. Kalau KDM membungkusnya dengan pendidikan berkarakter, Gubernur Mirza bisa membungkusnya dengan Pesantren Kilat Plus yang berlangsung di barak militer dengan pengajar ditambah dari sekolah dan para pengasuh pondok pesantren bagi siswa beragama Islam.
Lampung memiliki banyak fasilitas militer yang mendukung. Sebut saja, markas Marinir Piabung, Pesawaran yang memiliki view gunung dan alam bahari yang indah. Bisa juga Batalyon infantri Tri Wira Eka Jaya, Natar, Lampung Selatan yang berdekatan dengan Bandar Lampung.
Sebenarnya mendidik anak-anak sekolah secara militer bukan hal baru. Setiap tahun, kita menyerahkan anak-anak yang terpilih jadi pasukan pengibar bendera untuk upacara HUT RI ke para pelatih dari militer.
Bukti apalagi yang kurang untuk menyelamatkan anak-anak dari kasus kekerasan. Nyawa siswa melayang sudah ada. Korban luka tak terbilang. Kita tinggal menunggu keberanian. (***)
Penulis dan Editor: Amiruddin Sormin (Jurnalis berputra tiga yang bersekolah di Bandar Lampung).
Berikan Komentar
Anonymous
Kalau pembinaan tawuran dan anak² nakal di barak militer dan ada tujuan tertentu atau jdi tentara/militer, pasti tawuran tambah jadi sbb ada tujuan nya jadi tentara m***k tanpa test,,tapi kalau dibina untk menyadarkan dirinya atau sbgai hukuman mungkin tawuran/ anak²remaja nakal akan berkurang 🙏🏻
menggantungkan hidupnya dari singkong.
1575
Nasional
10251
Pringsewu
4118
533
04-May-2025
656
04-May-2025
381
04-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia