Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Dampak Kemarau Panjang, Produksi Kopi Lampung Diprediksi Turun Drastis di 2020
Lampungpro.co, 26-Dec-2019

Amiruddin Sormin 3008

Share

Kondisi tanaman kopi di Batu Ketulis, Kabupaten Lampung Barat, Desember 2019. LAMPUNGPRO.CO

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Kemarau panjang yang melanda sejak Juni 2020, diprediksi bakal membuat produksi kopi Lampung turun drastis. Produksi kopi yang pada 2018 rata-rata mencapai 0,8 ton (800 kg) per hektare diprediksi turun menjadi 0,5 ton (500 kg) per hektare.

Menurut Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Provinsi Lampung, Sutono, saat kopi berbunga di Oktober, November, dan Desember, hujan belum turun. Akibatnya, bunga kopi rontok. 

Meskipun hujan mulai turun, kata Sutono, hal itu tidak akan berdampak pada produksi. "Produksi kopi tahun depan pasti turun, karena saat mulai berbunga hujan belum turun. Pengamatan kami di berbagai sentra produksi kopi, bunga kopi rontok, sehingga biji kopi pasti berkurang," kata Sutono, kepada Lampungpro.co, di Bandar Lampung, Kamis (26/12/2019).

Selain karena faktor cuaca, anjloknya produksi kopi juga akibat budidaya yang salah dan tanah makin tandus. "Hampir seluruh tanaman kopi di Lampung tanpa pohon pelindung, tanah makin tandus, dan tidak ada pengembangan terasering, hingga pemakaian pupuk kimia yang berlebihan," kata Sutono yang pernah menjabat Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung itu.

Selain produktivitas yang rendah yakni 0,8 ton her hektare, kualitas biji kopi kurang bagus. Dia mencontohkan, pada hasil Lomba Uji Cita Rasa Kopi di Lampung Barat, Juli 2019, sebanyak 37 sample kopi Lampung yang dikirim ke Café 5758 Bandung, tidak masuk 10 besar.

"Tanaman kopi kini makin kurus dan kurang produktif. Pemangkasan yang salah, kurangnya naungan pada tanaman kopi, dan rata-rata umur kopi sudah tua. Jenis atau varietas kopi umumnya asalan. Lalu, lahan tandus, kritis akibat penggunaan bahan kimia berkepanjangan," kata Sutono yang juga mantan Sekda Provinsi Lampung ini.

Menurut dia, pupuk kimia dan bahan-bahan berbasis kimia mematikan mikrorganisme lokal sehingga menurunkan kesuburan tanah di lahan kopi. Sementara, pupuk organik konvensional seperti kompos dan kotoran hewan ualitasnya rendah. "Pupuk kimia tidak mampu memberi asupan hara selama tanaman pada masa produktif sehingga bunga dan buah kopi rontok," kata Sutono. (PRO1)
 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
TPA Sampah Bakung Disegel, Pemkot Bandar Lampung...

Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...

277


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved