Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Peringatan 27 Tahun Sunpride di Indonesia, Target Gandeng 3.000 Petani Buah untuk Ekonomi Kerakyatan
Lampungpro.co, 23-Dec-2022

Amiruddin Sormin 4342

Share

Konferensi pers peringatan 27 Tahun Sunpride di Indonesia. LAMPUNGPRO.CO/SSN

JAKARTA (Lampungpro.co): Sunpride mencanangkan komitmen untuk terus mengembangkan kemitraan ekonomi dengan petani buah di berbagai daerah di Indonesia untuk tingkatkan perekonomian desa. Sejak 2006, Sunpride bermitra dengan petani buah lokal, dimulai dari petani jeruk di Jawa Timur. 

Sekarang berkembang ke lebih dari 1,000 petani yang tergabung dalam sejumlah kelompok tani antara lain: petani pisang di Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Lalu, petani melon di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Peningkatan hasil panen para petani buah untuk mendapatkan kualitas yang baik dan pemberdayaan kemampuan petani mengelola lahannya, menjadi prioritas Sunpride saat ini. Mengingat di masa pasca pandemi Covid-19 para petani sebagai penggerak ekonomi kerakyatan perlu menjawab tantangan ekonomi yang ada.

Kami melakukan pendampingan secara regular, mulai dari proses budidaya, proses tanam, perawatan, panen hingga proses pasca panen dalam hal penyortiran dan pengemasan. Dengan sistem kemitraan, mitra petani mendapatkan pendampingan, kepastian dan kontinuitas pembelian hasil panen, kata CEO of Farmers Empowerment Partnership Jane Fransisca, pada peringatan 27 tahun Sunpride di Indonesia, Kamis (22/12/2022).

Penyaluran bibit buah-buahan secara simbolis kepada kelompok tani mitra Sunpride. LAMPUNGPRO.CO/SAN

Pada konferensi pers peringatan 27 tahun ini, Sunpride juga menyerahkan apresiasi berupa bibit dan peralatan pertanian secara simbolis kepada Mitra Petani Sunpride. Dalam kiprahnya selama 27 tahun di Indonesia, Sunpride senantiasa mengembangkan supply chain untuk menjual hasil mitra petani dan menciptakan akses ke pasar. Jaringan distribusi Sunpride sudah ada di kota-kota besar di Indonesia. Selain itu Sunpride juga terus membangun fasilitas ripening untuk memenuhi kebutuhan buahbuahan berkualitas, seperti contohnya fasilitas ripening terintegrasi di Bali. kata Cindyanto. 

Sunpride juga terus berkomitmen  meningkatkan keamanan pangan atas buah yang dihasilkan. "Hal ini kami wujudkan sebagai brand buah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menerapkan teknologi Sunpride blockchain traceability untuk pisang mas, dan melon. 

Dimulai dari implementasi pada pisang mas pada 2021. Berlanjut pada buah golden red YG dengan mitra petani buah lokal di Gresik pada 2022.  Dengan blockchain traceability, Sunpride dapat mengetahui kondisi buah di setiap tahapan, mulai dari petani hingga tiba di toko, sehingga menjaga kualitas buah yang dikirim.  

Sementara itu keuntungan bagi. konsumen bisa mendapatkan buah berqkualitas terbaik dan dapat mengetahui asal usul buah. Sedangkan bagi petani, dengan teknologi ini petani bisa mendapatkan masukan secara reguler atas kualitas buah yang dikirimkan sehingga bisa melakukan peningkatan mutu yang berkelanjutan," kata Cindyanto Kristian, CEO Fresh Fruit and GTM.

Upaya kemitraan dalam bentuk pendampingan ini sejalan dengan prioritas pemerintah untuk mendorong sinergi yang lebih kuat dan luas antara kelompok usaha besar, pemerintah dan kelompok masyarakat. Kemudian pihak-pihak terkait dalam upaya pemerataan dan mengurangi kesenjangan sosial melalui peningkatan ketrampilan, kesempatan berusaha masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Kami menyambut baik upaya Sunpride,  memberikan pendampingan bagi para petani buah, agar dapat memenuhi standar kualitas yang baik dan turut memajukan ekonomi kerakyatan, kata  Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian., Susiwijono Moegiarso, 

Selain pendampingan, Sunpride juga berupaya mendukung para petani buah melalui kemitraan dengan koperasi di berbagai daerah di Indonesia melalui Great Giant Foods. Kemitraan melalui koperasi sejauh ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas petani anggotanya. Salah satu mitra kami, Koperasi Tani Hijau Makmur yang beranggotakan lebih dari 1,000 orang petani di Tanggamus Lampungm 

Di Kabupaten Tanggamus, Lampung, misalnya, berhasil menggarap lebih dari 400 hektare lahan pohon pisang yang produksinya bisa mencapai lebih dari 100 ton pisang mas per bulan.

Kemitraan antara UMKM, termasuk petani, melalui koperasi dengan usaha besar menjadi prioritas Kementerian Koperasi dan UKM untuk mendorong UMKM naik kelas. Kami percaya bahwa melalui kemitraan dengan usaha besar, koperasi dapat turut membantu para petani untuk mengoptimalkan produksinya secara konsisten, sekaligus membantu saat harus berhadapan dengan pasar. kata Deputi Bidang Perkoperasian Kementrian Koperasi dan UKM. Ahmad Zabadi, 

Pengenalan buah melon Sunpride pada peringatan 27 Tahun Sunpride di Indonesia. LAMPUNGPRO.CO/SSN

Sebagai implementasi dari Sustainable Circular Economy, Sunpride juga akan masuk ke kategori makanan dan minuman berbasis buah dengan memberikan added value pada buah yang dihasilkan seperti contohnya Sunpride Lyfe, snack yang dibuat dari Pisang Cavendish, yang berasal dari perkebunan yang sama dan sudah diluncurkan pada awal 2022..

Tentang PT Sewu Segar Nusantara (SSN) GGP, dan GGF 

Perusahaan yang didirikan 1995 ini merupakan salah satu anak usaha dari PT Great Giant Pineapple dengan corporate brand Great Giant Foods (GGF) dan dengan merek buah Sunpride. SSN berfokus pada distribusi dan pemasaran buah lokal yang dihasilkan oleh PT Great Giant Pineapple (GGP) dan anak perusahaannya yang menghasilkan beberapa buah lokal antara lain Honi Pineapple, Crystal Guava, Cavendish Banana, Papaya, Lime, Markisa, Lemon dan buah lainnya. Selain itu Sunpride juga memperkuta kemitraan dan bekerja sama dengan petani lokal menghasilkan berbagai jenis melon, berbagai jenis jeruk, berbagai jenis pisang. dan buah tropika lainnya. 

Great Giant Foods (GGF) fokus pada lini bisnis pertanian dan manufaktur yang terintegrasi vertikal dalam menanam, memproduksi, mendistribusikan buah-buahan segar, buah olahan, jus, susu segar, tepung tapioka, enzim bromelain, hewan ternak. Masing-masing unit bisnis GGF telah dibentuk dengan prinsip pertanian terintegrasi berkelanjutan, yang menerapkan tiga prinsip utama ekonomi circular : Minimize Waste, Maintain The Products and Material Used, dan Regeneration of Natural System. Model bisnis GGF mengedepankan pemanfaatan circular product untuk dapat dimanfaatkan kembali menjadi Value Added Product. (***)

Editor: Amiruddin Sormin 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

24325


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved