Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kontribusi Indonesia dalam mendorong percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pelatihan bertajuk 'Dispatch Expert on Agriculture for Myanmar' berlangsung di Hlegu Township, Yangon, Myanmar. Pelatihan dibuka Dubes RI untuk Myanmar, Iza Fadri di Gedung Central Agricultural Research and Training Center (CARTC).
Menurut Iza Fadri, pengiriman tenaga ahli ke Myanmar merupakan salah satu upaya membantu Myanmar yang tengah meningkatkan kapasitas di bidang pertanian. Dubes RI mengharapkan agar peserta dapat menularkan ilmu dan keterampilan kepada teman-teman mereka sekembalinya ke daerah. Selanjutnya pelatihan diharapkan dapat mendorong kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara serta mengeratkan kontak antar warga masyarakat di kedua negara.
Pelatihan ini, menurut Direktur Regional Yangon pada Kementerian Pertanian, Peternakan, dan Pengairan Myanmar, U Kyaw Kyaw, tepat dilaksanakan mengingat Myanmar memiliki kebutuhan untuk meningkatkan kualitas produk buah-buahan dan sayuran. Untuk itu, U Kyaw Kyaw berpesan kepada peserta yang hadir untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kehadiran tenaga ahli pertanian Indonesia untuk meningkatkan kapasitas.
Pelatihan berlangsung empat hari diikuti 23 petani dari enam kawasan yakni, Mandalay, Bago, Yangon, Nay Pyi Taw, Shan, dan Rakhine. Selain itu pelatihan diikuti tujuh peserta dari kalangan pemerintah, akademisi, dan LSM yang bergerak di bidang pertanian. Para peserta akan belajar mengenai teknik budidaya dan pengolahan pasca panen untuk komoditi sayuran berdaun seperti kangkung, pokcai, sawi, kol, dan bayam.
Kedua tenaga ahli yang dikirim berasal dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jawa Barat, yang merupakan salah satu sentra pengembangan pelatihan tanaman hortikultura di Indonesia. Keduanya berpengalaman dalam mengajar dan melatih para petani dari berbagai negara, baik pelatihan yang dilaksanakan di dalam negeri maupun di luar negeri.
Melalui program ini, selain dapat meningkatkan kapasitas petani, Myanmar juga dapat saling berbagi informasi dengan para tenaga ahli Indonesia dalam pengembangan pertanian melalui metode hortikultura. Hal ini menurut Direktur Vegetables and Fruits Research and Development Center (VFRDC) sangat diperlukan, mengingat saat ini Myanmar masih dalam tahap pengembangan teknologi hortikulturanya. Dorongan untuk membuat nilai tambah pada komoditi pertanian diharapkan akan semakin meningkatkan semangat petani untuk membudidayakan tanaman sayuran buah-buahan. (PRO1)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4124
Lampung Selatan
1271
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia