KULONPROGO (Lampungpro.com)-Jika mendengar kata ISIS, anda pasti langsung terfokus kepada para teroris yang melakukan serangkaian teror penyerangan dan Bom bunuh diri. Namun, di Jogja, ada daerah dinamakan hal serupa namun hanya plesetan saja.�Persisnya, kata-kata itu dipakai untuk menyebut nama sebuah tempat sejuk di atas kebun teh Nglinggo, Pagarhatjo, Samigaluh, Kulonprogo, Jogja dengan sebutan bukit (Ng)ISIS.
Dengan ditambah "Ng" itu, bacanya menjadi "Ngisis" yang dalam bahasa Jawa artinya tempat mencari semilir angin sepoi-sepoi yang bikin ngantuk. "Sangat kreatif," ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya melihat ide masyarakat menjuluki destinasi instagramable itu.
Bukit (Ng)ISIS berada di Titik Nol Kebun Teh Nglinggo, Kulonprogo di ketinggian 900an meter di atas permukaan laut (mdpl). Dari puncak bukit ini, wisatawan bisa menikmati pemandangan memesona. Saat langit cerah, bisa melihat Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro. Beserta gunung-gunung kecil di sekitarnya. Di puncak bukit ini, wisatawan juga bisa menanti matahari terbit (sunrise) atau menikmati matahari tenggelam menuju peraduan.
Bahkan salah satu atraksi unggulan dari pengelola Desa Wisata Nglinggo adalah berburu sunrise sembari menikmati hangatnya teh atau kopi di puncak bukit ini. Wisatawan yang menginap di homestay yang ada di Nglinggo akan diajak naik ke lokasi ini pagi-pagi sekitar jam 04.30 WIB. "Menunggu matahari terbit sambil menikmati sajian teh hangat dan camilan ketela goreng. Teh ini hasil produksi kebun teh di sini. Begitu pula ketelanya," ujar Melkey Binaro, Tim Kreatif Desa Wisata Nglinggo.
Fasilitas di Bukit ini cukup lengkap. Ada toilet, gazebo untuk pertemuan, kursi dan tempat api unggun, gardu pandang, dan sejumlah spot berfoto. Ada pula bangunan yang disiapkan untuk teropong. Lewat teropong dari tempat itu bisa melihat Borobudur yang berada 15-an kilometer, dengan jelas.
Tak hanya sensasi sunrise, para tamu yang menginap di Homestay Desa Wisata Nglinggo akan banyak merasakan berbagai hal khas desa Nglinggo. Mulai suguhan welcome drink berupa teh atau kopi lokal. Makanan kecil juga khas desa setempat yakni ketela goreng atau regedeg. Jika ingin bebakaran pun akan disediakan jagung.
Tamu yang menginap di homestay yang berada di Desa Wisata Nglinggo ini juga bisa menikmati atraksi budaya. Untuk rombongan besar, bisa request suguhan Topeng Lengger atau jathilan. Ada pendopo besar dengan halaman luas di dekat gerbang atau gapura bertulisan Selamat Datang di Desa Wisata Nglinggo.
Secara umum, Desa Wisata Nglinggo mengandalkan paket adventure dan sunrise bagi para tamu. Armada jip siap mengantar tamu berpetualang di Kebun Teh, Hutan Pinus hingga ke Air Terjun Watu Jonggol yang berada di kawasan Desa Wisata Nglinggo. Di desa ini tersedia 18 jeep. "Kalau dibutuhkan lebih banyak, kami biasa minta bantuan ke desa di bawah. Kami pernah melayani tamu dengan 70 jeep untuk off-road di sini," ujar Melkey yang juga pemilik homestay Rimbono.
Homestay Rimbono merupakan satu dari 50 homestay yang ada di Desa Wisata Nglinggo. Bangunan Homestay Rimbono begitu menonjol. Berbeda dengan rumah-rumah di Desa Wisata Nglinggo, lainnya. Jika kebanyakan rumah di desa itu menggunakan tembok bata, Homestay Rimbono dominan menggunakan kayu dengan konsep rumah panggung. Kesan natural pun terasa. Apalagi, di belakang bangunan homestay ini tumbuh pepohonan.
Kamar-kamar di Homestay Rimbono berada pada bangunan sendiri-sendiri. Ada yang satu bangunan satu kamar, ada yang satu bangunan dua kamar. Kamar langganan turis Eropa itu terdiri dari bangunan dengan dua kamar di antara dua kamar ada ruang televisi. Kamar ini berada di atas kolam ikan, kamar mandi ada di dalam kamar. Semuanya ada 11 kamar yang bisa menampung hingga 50 tamu.
Wisatawan dengan Paket 24 jam ini mulai check in�pada pukul 14.00 dan mendapat welcome drink. Lalu pada pukul 15.00 meeting point. Baru pada pukul 16.30 persiapan melihat sunset, menuju lokasi sunset untuk melihat matahari terbenam. Pada 18.00 kembali ke homestay, mandi dan acara bebas. Dilanjutkan pada pukul 20.00 makan malam lanjut dengan bebakaran hingga pukul 22.00 untuk kemudian istirahat
Pada pukul 04.45 keesokan harinya, persiapan untuk eksplore sunrise. Sekitar jam 05.00 berangkat melihat sunrise dengan jip di Bukit Ngisis sembari menikmati teh atau kopi dan snack. Kemudian lanjut naik ke Gunung Jaran dengan ketinggian sekitar 1.000 mdpl.
Lalu pada 07.00 sarapan pagi, lanjut dengan edukasi di Rumah Teh di tengah-tengah kebun teh Nglinggo. Di tempat ini diajari cara memetik daun teh hingga menyangrai dan menyajikannya. Selepas dari sini, sekira pukul 08.00 menuju ke Air Terjun Watu Jonggol yang airnya tak pernah berhenti mengalir. Sejam kemudian, Kembali ke homestay, istirahat dan berganti pakaian.
Lalu pada pukul 10.00 berangkat dengan jip off-road ke Hutan Pinus. Satu setengah jam kemudian, yakni pukul 11.30 kembali ke homestay. Dan pukul 12.00 makan siang pun siap disantap, lalu tepat jam 13.00 tamu bisa check out.
Desa Wisata Nglinggo berjarak sekitar 40 KM dari Kota Jogja. Akses ke Desa Wisata yang berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Purworejo ini berupa jalan aspal yang mulus. Dari arah Kota Jogja menuju ke arah Pasar Godean. Kemudian lurus ke Barat hingga perempatan Kenteng.
Lalu ke arah kanan (utara) hingga perempatan Dekso belok kiri. Ada petunjuk arah menuju Desa Wisata Nglinggo. Jalan mulai naik turun di sepanjang 10 KM menuju Nglinggo. Pemandangan alam yang indah menemani sepanjang perjalanan. Sawah hijau membentang, aliran kali yang berkelok-kelok, dengan latar belakang deretan pegunungan Menoreh begitu indah dipandang.
Saat sampai di Pasar Tondo, ada penunjuk ke arah Desa Wisata Nglinggo belok kanan sejauh 2 Km. Jalan aspal menuju Desa Wisata Nglinggo mulai titik ini lebih sempit dan menyusuri tebing. Perlu ekstra hati-hati. Apalagi jalan menanjak terus. Ada rambu "Gunakan Gigi Satu" karena naiknya cukup tajam. Pemandangan sepanjang jalan pun cukup indah. Maka begitu 2 Km sampailah ke Loket Masuk Desa Wisata Nglinggo.
Untuk sekadar menikmati Kebun Teh, puncak bukit dan air terjun cukup mengeluarkan uang Rp 5.000. Sedang untuk masuk ke spot berfoto di Bukit (ng)ISIS ada tiket Rp 3.000/orang yang dibeli di depan Gapura Masuk Bukit (Ng)ISIS. (*)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4147
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia