Tak hanya itu, tim juga memanfaatkan teknologi pengering food dehydrator yang memungkinkan penurunan kadar air cabai hingga di bawah 10 persen tanpa merusak warna dan rasa. “Teknologi ini dinilai sangat penting dalam proses pembuatan produk turunan seperti cabai kering maupun bon cabai,” tambah Tiara.
Inovasi yang dikembangkan tidak hanya berfokus pada teknologi pengawetan, tetapi juga membuka peluang baru melalui diversifikasi produk olahan. Sejumlah produk seperti bon cabai, cabai bubuk kering, serta saus cabai fermentasi dan non-fermentasi tengah dikembangkan untuk menciptakan nilai tambah dan memperluas pasar.
Langkah ini juga menjadi strategi dalam memberdayakan petani lokal serta Kelompok Wanita Tani (KWT), yang diharapkan dapat tumbuh menjadi pelaku UMKM baru. Dengan adanya pelatihan, dukungan akses teknologi, serta kemitraan dengan sektor industri, ekosistem pengolahan cabai ini ditargetkan dapat direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia.
Berikan Komentar
Pariwisata memang butuh ikon, tapi tak harus menimbulkan keriuhan...
1533
396
09-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia