Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Produksi Ayam Ras Indonesia Surplus
Lampungpro.co, 10-Feb-2017

Amiruddin Sormin 1790

Share

BOYOLALI (Lampro): Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengatakan, produksi ayam ras nasional di Indonesia masih mengalami surplus. "Konsumsi masyarakat terhadap daging ayam masih sekitar 10 kilogram/kapita/tahun," kata I Ketut Diarmita, di sela kunjungannya di pabrik daging ayam olahan PT Cahaya Gunung Foods Plant di Randusari, Desa Nepen Teras Boyolali, Kamis (9/2/2017).

I Ketut Diarmita mengatakan produk pangan asal unggas masih menjadi bahan pangan yang sangat diminati masyarakat luas bukan hanya di Indonesia, tetapi juga hampir di semua negara di dunia. Menurut I Ketut Diarmita karena produk unggas memiliki kandungan gizi baik, rasa yang lezat, harga relatif terjangkau, mudah didapat dan diterima oleh semua lapisan masyarakat dengan latar belakang beragam.

Dia menjelaskan, berdasarkan data statistik peternakan 2016, populasi ayam ras pedaging (broiler) mencapai 1,59 juta ekor, ayam ras petelur (layer) mencapai 162 ribu ekor, dan ayam bukan ras (buras) mencapai 299 ribu ekor atau mengalami peningkatan sekitar 4,2% dari populasi tahun sebelumnya.

Produksi daging unggas menyumbang sekitar 83% dari penyediaan daging nasional, sedangkan produksi daging ayam ras menyumbang 66 persen dari penyediaan daging nasional. Menurut dia, berdasarkan informasi dari masyarakat perunggasan, industri perunggasan ayam di Indonesia dapat menyediakan produksi daging ayam ras berapapun jumlah yang diminta oleh pasar.

Oleh karena itu, peningkatan populasi ayam ras tersebut harus diimbangi dengan seberapa besar kebutuhan atau permintaan untuk menghindari terjadinya penurunan harga akibat over supply daging ayam. Menurut dia, kendala yang dihadapi masyarakat perunggasan di Indonesia sekarang adalah harga ayam hidup dan daging ayam sangat berfluktuasi.

Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengendalikan harga tersebut dengan membuka pasar di luar negeri melakukan ekspor. "Kita berharap para pelaku industri perunggasan dapat menjual produk daging ayamnya ke pasar di luar negeri, sehingga pasar lokal dapat diisi oleh peternakan unggas rakyat," kata Diarmika. (ANT/PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1256


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved