Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Rendang Basandi Syarak, Rendang Basandi Kitabullah
Lampungpro.co, 13-Jun-2022

Amiruddin Sormin 2690

Share

Usai saya bayar, pedagang itu melanjutkan, "Kami memang dagang cari untung, tapi tujuan utama kami adalah melayani para musafir yang lewat Bandara ini," kata pedagang itu sekitar empat tahun lalu. 

Ketika pulang kampung lagi 18 Mei 2022 lalu, harga air mineral di Bandara MIA tetap Rp5.000, padahal masih suasana Lebaran. Sejak itu hingga kini, saya selalu beli oleh-oleh di Bandara MIA, karena harganya memang tak beda dengan di luar.

Sekelumit kisah air mineral itulah yang kemudian membuat saya yang berangkat merantau sejak 1982 dari Sumatera Barat, sering tak sadar saya berada di negeri yang dibangun dengan prinsip 'Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'. Maka, saya sering pancing kawan-kawan dengan pertanyaan, mengapa rumah makan padang ada dimana-dimana?

Umumnya jawabannya adalah masakannya enak. Saya bilang bukan, karena banyak juga masakan enak selain masakan padang. Jawabannya adalah, rumah makan padang belum pernah saya dengar 'getok harga'.

Mengapa? Karena dalam darah daging orang Minang mengalir ajaran 'Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'. 

Itulah yang kemudian membuat warga Minang di berbagai belahan, kaget dan marah ketiga ada yang membuat rendang berbahan daging babi. Apalagi diberi nama berbahasa Minang. 

Memang tak ada pelanggaran hukum. Semua penolakan atas rendang babi itu  merujuk pada falsafah 'Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'. Rendang adalah ciptaan nenek moyang orang Minang, sehingga harus tunduk pada falsafah itu 

1 2 3 4

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1320


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved