Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Respon Tingginya Angka Gangguan Mental, UIN Raden Intan Lampung Luncurkan Program Kampus Sehat Jiwa
Lampungpro.co, 10-Oct-2024

Febri 135

Share

Talkshow Mental Health UIN Raden Intan Lampung | Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Respon tingginya angka gangguan mental di Indonesia, Satgas PPKS PSGA UIN Raden Intan Lampung resmi meluncurkan program "Kampus Sehat Jiwa" bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia di Ballroom UIN Raden Intan Lampung, Kamis (10/10/2024).

Acara tersebut, turut dihadiri sekitar 400 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, dan staf kampus. Program ini bertujuan menekankan pentingnya keseimbangan hidup, baik secara fisik maupun emosional, bagi seluruh perangkat kampus lainnya.

Tak hanya berfokus pada mahasiswa, program ini juga mencakup dosen, tenaga kependidikan, office boy, serta seluruh perangkat kampus lainnya.

Melalui inisiatif ini, UIN Raden Intan Lampung ingin menciptakan lingkungan yang tidak hanya unggul dalam bidang intelektual, tetapi juga mendukung kesejahteraan psikologis seluruh anggota kampus.

Hal tersebut, diharapkan akan membantu sivitas akademika UIN Raden Intan Lampung dalam menjalankan tugas akademik dan tanggung jawab lainnya, dengan lebih nyaman dan aman.

Program ini bahkan melibatkan masyarakat di luar kampus dengan menjalin kerjasama bersama komunitas seperti PPA dan Dinas Sosial Pringsewu serta Pesisir Barat.

Komitmen UIN Raden Intan Lampung terhadap kesejahteraan mental, mencerminkan kepedulian yang tidak hanya terfokus pada kalangan internal kampus, tetapi juga masyarakat luas.

Pada acara ini, diadakan talkshow dengan menghadirkan narasumber dari Asia University Taiwan, Prof. Mein-Woei Suen, Ph.D, yang membahas kesehatan mental dalam konteks global. Turut hadir Dr. Muhammad Zein Permana, E.Psi dari Universitas Achmad Yani yang mengulas kondisi kesehatan mental di Indonesia.

Kedua pakar tersebut, mengungkapkan hanya sekitar 2 persen pasien gangguan mental di Indonesia yang mendapatkan perawatan yang memadai. Angka ini dianggap sangat rendah mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa.

Dr. Muhammad Zein mengatakan, pihaknya menyoroti pentingnya pendekatan tiga langkah dalam mengatasi gangguan mental, yakni sadar, kenal, dan kendali.

Menurutnya, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental serta langkah proaktif dalam mengenali dan mengendalikan gejalanya, menjadi kunci bagi mahasiswa untuk menjalani kehidupan kampus dengan lebih sehat secara emosional.

"Banyak dari kita yang mengalami gangguan mental tanpa menyadarinya, karena masalah kesehatan mental tidak tampak secara fisik. Dengan langkah sadar, kenal, dan kendali, kita bisa mulai mengatasi masalah ini," kata Dr. Mohammad Zein.

Selain talkshow, UIN Raden Intan Lampung juga telah membentuk tim pendukung untuk memastikan keberlanjutan program ini.

Salah satu inisiatif unggulan adalah Pojok Konseling, yang menyediakan sesi konseling individu serta melibatkan duta konselor untuk mendekatkan layanan konseling kepada mahasiswa.

Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung juga turut serta melalui Tim LKBH yang menangani masalah hukum terkait kesehatan mental. Klinik Permata UIN dan Tim Bimbingan Rohani pun, siap memberikan dukungan bagi mahasiswa yang membutuhkan.

Annisa Melani, salah satu duta konselor kampus menilai, peluncuran program Kampus Sehat Jiwa sebagai langkah signifikan dalam mengatasi isu kesehatan mental di tengah kalangan mahasiswa.

"Dengan adanya program ini, kami semakin teredukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Kampus menunjukkan perhatian nyata terhadap kesejahteraan mental mahasiswanya," ujar Annisa Melani.

Mahasiswa jurusan Psikologi Islam, Anisya juga mengungkapkan pandangannya terkait Hari Kesehatan Mental. Menurutnya, hari tersebut adalah momentum untuk mengenali diri dan memahami kelebihan serta kekurangan yang dimiliki. Namun ia menyoroti masih banyaknya mahasiswa yang kurang terbuka dan tidak memahami diri mereka dengan baik.

"Banyak mahasiswa yang kurang terbuka kepada teman-temannya karena terlalu fokus pada akademik, hingga melupakan kesejahteraan fisik dan mental mereka. Saya sendiri merasa kepercayaan diri saya masih kurang, dan ini menghambat perkembangan pribadi saya. Tapi dengan adanya acara ini dan dukungan dari teman-teman, saya merasa lebih termotivasi dan senang karena bisa berbagi cerita," ungkap Anisya.

Feby Putri Lestari, mahasiswa Psikologi Islam lainnya, juga berbagi pandangannya. Menurutnya, Hari Kesehatan Mental adalah momentum penting untuk merayakan kesadaran akan diri dan kesejahteraan mental. Namun, ia menilai bahwa kesadaran ini masih minim di kalangan mahasiswa, bahkan di antara mahasiswa psikologi.

"Kesehatan mental di kalangan mahasiswa masih kurang, karena mereka sendiri belum sepenuhnya memahami pentingnya hal tersebut. Saya sendiri menjaga kesehatan mental dengan melakukan hal-hal yang saya sukai, seperti menggambar atau membaca novel," sebut Feby. (***)

Editor : Febri Arianto
Reportase : Wahyu (Mahasiswa Magang UIN Lampung)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1193


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved