Tragisnya, ketika gegap gempita penyaluran bantuan terdampak Covid-19, media massa cuma jadi penonton. Cuma lewat di depan mata.
Itu pun para jurnalis tetap iklhas memberitakan dengan harapan Covid-19 berakhir. Menyebarkan berita Covid-19 bagi jurnalis adalah ikhtiar agar pandemi ini berakhir.
Bagi jurnalis, haram hukumnya menyebarkan hoaks. Kalaupun beritanya tak disukai, tapi jurnalis menuliskannya berdasarkan data dan fakta, bukan ingin cari sensasi agar postingannya dikasih berjuta jempol dan mendapat berjuta viewers.
Media massa yang digawangi jurnalis berintegritas adalah palang pintu terakhir melawan hoaks. Palang pintu terakhir menyebarkan informasi, walau harus melewati desingan peluru dan di bully beritanya.
Jurnalis itu memang harus siap melewati jalan sunyi dan siap tak populer demi menyebarkan informasi. Siap tak populer dan dihujat seperti saat para nabi dan rasul menyebarkan kebaikan. Itulah jurnalisme propetik, jurnalisme mengacu pada semangat para nabi dan rasul saat menyebarkan kebaikan di muka bumi.
Silakan pilih informasi yang terbaik untuk kalian, termasuk tak baca lagi berita media massa tentang Covid-19. Pun termasuk menyukai hoaks hasil produk para buzzer. Tapi, the show must go on, jurnalis akan tetap menulis.
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1256
Lampung Selatan
3928
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia