Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bank Sampah Sahabat Gajah Lampung, Obsesi dan Langkah Sang Dosen Mengubah Sampah Jadi Cuan
Lampungpro.co, 06-Nov-2022

Amiruddin Sormin 5066

Share

Pembina Bank Sampah Sahabat Gajah Asrian Hendi Caya (kiri) bersama Arini Adelia (kanan) dan staf Wahyu saat menimbang sampah plastik yang dikirim nasabah, Sabtu (5/11/2022). LAMPUNGPRO.CO/AMIRUDDIN SORMIN

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Ketika berkunjung ke Bandar Lampung pada 19 Oktober 2017, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti kotornya Teluk Lampung karena tercemar sampah plastik dan limbah lainnya. Menurut Luhut, banyaknya sampah di Teluk Lampung akibat buruknya penanganan sampah di darat oleh pemerintah daerah setempat.

"Saya titipkan kepada Gubernur Lampung dan seluruh jajaran pemerintah untuk sama-sama membangun maritim untuk mengentaskan kemiskinan di daerah. Negara kita yang juga terdiri dari kepulauan harus menjaga laut dari sampah-sampah," kata Luhut Binsar Panjaitan usai menjadi keynote speech Seminar Nasional dan Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XIX di Swiss Belhotel Bandar Lampung.

Namun setelah lima tahun sejak permintaan Luhut Binsar Pandjaitan, kondisi Teluk Lampung, masih sama. Padahal di Teluk Lampung ini ada pelabuhan laut internasional yakni Pelabuhan Panjang. Menurut GM Pelindo Regional 2 Panjang, Adi Sugiri, baling-baling kapal sering terganggu sampah dan ini dapat menurunkan kinerja Pelabuhan Panjang.

Ada tujuh anak sungai sungai masuk ke kolam pelabuhan. Sehingga seperti tampak tak dibersihkan. Padahal setiap hari pihak pelabuhan mengoperasikan kapal tiap pagi dan sore membersihkan sampah di kolam pelabuhan. "Rata-rata sekitar 1-2 ton sampah terkumpul sampah," kata Adi Sugiri.

Sampah plastik memenuhi Teluk Lampung, sebagian datang dari sungai Way Balau, Kota Karang, Kota Bandar Lampung, terlihat banyak sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke aliran sungai Way Balau. Bahkan, sepanjang sungai Way Balau sampai ke muara laut Pulau Pasaran terlihat banyak jenis sampah plastik seperti botol bekas minuman dan air mineral yang mengambang di permukaan air. 

Berdasarkan pantauan lapangan, mulai dari pesisir pantai Pulau Pasaran dan di sejumlah objek wisata di pesisir Teluk Lampung banyak sampah. Seperti di sekitar Pulau Permata, Pulau Tangkil, Pantai Mutun dan pulau Tegal Mas terlihat banyak sampah bahkan seperti lautan sampah. Di Pulau Tegal Mas misalnya, sampah terlihat hampir di sepanjang pantai pada bagian pantai sebelah selatan. Bermacam-macam sampah rumah tangga plastik bahkan ada juga seperti sarung tangan dari plastik dan lain lain.

Masur (32) pemancing prihatin melihat sampah di permukan laut Teluk Lampung. Menurutnya banyaknya sampah ini tidak hanya berdampak pada berbagai jenis biota laut tapi juga hasil tangkapan ikan pemancing.

Hal senada disampaikan Roni, pemancing. Dia mengatakan prihatin dengan kondisi laut yang banyak sampah khususnya di pesisir Teluk Lampung. "Kenapa sungai dan laut kita nggak bisa seperti di luar negeri yang sungai dan lautnya jernih. Kita mancing bukan dapat ikan, malah dapat sampah. Itu kebanyakan sampah rumah tangga dan mungkin juga dari para pengunjung wisata yang buang sampah sembarangan ke laut," ujar Roni. 

1 2 3 4 5 6 7

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved