Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bank Sampah Sahabat Gajah Lampung, Obsesi dan Langkah Sang Dosen Mengubah Sampah Jadi Cuan
Lampungpro.co, 06-Nov-2022

Amiruddin Sormin 5063

Share

Pembina Bank Sampah Sahabat Gajah Asrian Hendi Caya (kiri) bersama Arini Adelia (kanan) dan staf Wahyu saat menimbang sampah plastik yang dikirim nasabah, Sabtu (5/11/2022). LAMPUNGPRO.CO/AMIRUDDIN SORMIN

Direktur Eksekutif Walhi Lampung Irfan Tri Musri menilai sampah yang terdapat di sepanjang pesisir pantai dan Teluk Lampung dalah bentuk gagalnya pemerintah kabupaten dan kota di sekitar Teluk Lampung dalam mengelola sampah. "Itu fenomena atau kejadian yang sangat luar biasa, harus segera diatasi," kata Irfan.  

Itu baru sebagian dari volume sampah domestik di Bandar Lampung yang saat ini menurut data Dinas Lingkungan Hidup Bandar Lampung mencapai 1.000 ton per hari atau meningkat dari 2021 yang tercatat 850 ton per hari. Setiap hari sampah itu dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung, Telukbetung Barat.

Peliknya permasalahan sampah di Bandar Lampung, membuat kota berjuluk Tapis Berseri ini mendapat gelar kota terkotor kategori kota besar sejak 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Piala Adipura bagi Bandar Lampung tinggal kenangan yang kini dijadikan salah satu ikon di tengah kota bernama Tugu Adipura, namun dengan predikat kota terkotor di Indonesia.

Sahabat Gajah, Selamatkan Lingkungan dan Gajah Sumatera

Berbekal ungkapan 'Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan' sejumlah aktivis lingkungan hidup dan penggiat bisnis pada 24 Maret 2019, memproklamirkan berdirinya 'Sahabat Gajah' untuk urun aksi memanfaatkan sampah sekaligus hasilnya sebagian untuk pemberian pakan gajah di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur. Menurut Yayan Sopian, salah satu deklarator Sahabat gajah, bank sampah 'Sahabat Gajah' ini berkolaborasi dengan konsep pemberdayaan masyarakat untuk pengolahan sampah.

Konsep ekonomi sirkular yang diusung Bank Sampah Gajah ini, menarik perhatian Asrian Hendi Caya, pengamat ekonomi Lampung yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Demi mewujudkan Bank Sampah ini, dia merelakan bangunan dan lahan milik keluarganya di Jalan Airan, Way Hui, Lampung Selatan untuk menjadi bank sampah. 

#

1 2 3 4 5 6 7

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved