Pemilik warung kelontong ini mengumpulkan sampah plastik dari sekelilingnya, termasuk dari pelanggan warungnya. Setiap bulan dia setor sampah 7 kg hingga 9 kg ke Bank Sampah Sahabat Gajah. Menurut dia, kehadiran Bank Sampah Sahabat Gajah membuat kini terbiasa menyimpan sampah plastik dan tak membuangnya ke tempat sampah.
Hal senada disampaikan Tigor Silitonga, warga Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, mengakui sejak menjadi nasabah Bank Sampah Sahabat Gajah sudah mengumpulkan rata-rata 20 kg per bulan. "Saya tertarik karena ini program penyelamatan lingkungan hidup. Ada aksi lingkungan yang dilakukan, walau hasilnya tak seberapa dibandingkan repotnya," kata Tigor yang mengelola Bank Sampah Mandiri itu.
Dia mengumpulkan sampah dengan membagi-bagikan karung kepada warga sekitar untuk tempat sampah plastik. Kemudian, kepada para pemilik warung di sekitar. Secara berkala dia berkeliling mengambil keliling ke warga.
Kini, setelah rutin menerima sampah anorganik, Bank Sampah Sahabata Gajah melebarkan sayap bisnis ke pengolahan sampah organik, dengan membangun tempat budidaya ulat maggot. Menurut Asrian, sampah organik juga memiliki nilai ekonomis jika dipadukan dengan budidaya ulat maggot. "Permintaan pasarnya masih tinggi, dan kami menargetkan Bank Sampah Sahabat Gajah juga punya produk ulat manggot," kata Asrian. (***)
Editor dan peliputan: Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
154
20-Jun-2025
151
20-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia