BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Bandar Lampung Hj. Eva Dwiana Herman HN bersama 25 kader mengikuti pelatihan olah sampah organik rumah tangga ke PT Maggot Indonesia Lestari, Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Mingggu (24/11/2019). Lewat pelatihan ini, PKK Bandar Lampung mengajak para kader mengolah sampah organik menjadi komoditas berharga.
"Kunci keberhasilan penanganan sampah organik itu dimulai dari kaum ibu dengan memilah sampah sejak di rumah tangga. Sekarang sudah banyak dikembangkan budidaya ulat maggot sebagai solusi mengatasi sampah organik, sekaligus bisa menghasilkan ulat sebagai sumber protein untuk budidaya ikan dan ayam," kata Eva Dwiana yang langsung memimpin dan terlibat dalam pelatihan itu.
Solusi ini, menurut Eva, merupakan yang termudah dan termurah, sekaligus bisa dijadikan tambahan penghasilan bagi anggota PKK. Hasil budidaya ulat maggot ini bakal dijadikan pakan ternak lele dan ayam sebagai tambahan penghasilan bagi anggota PKK. "Jadi, ibu-ibu PKK tetap bisa di rumah membantu penghasilan suami sekaligus mengatasi sampah organik rumah tangga," kata Eva yang juga anggota DPRD Provinsi Lampung itu.
Dalam skala besar, kata Bunda Eva, sapaan akrabnya, pengolahan sampah organik perkotaan dengan ulat maggot juga menjadi salah satu solusi mengatasi produksi sampah organik yang selama ini dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung, Telukbetung Barat. Menurut Eva, langkah awal PKK ini, lebih menitikberatkan pada edukasi memilah sampah dimulai dari rumah tangga.
"Para kader PKK ini diharapkan jadi ujung tombak pemilahan sampah. Setelah itu, baru nanti kita rancang bagaimana dalam skala besar mengatasi sampah organik dari restoran, rumah makan, hotel, rumah sakit, dan pasar. Banyak negara menjadikan budidaya ulat maggot ini sebagai solusi dan Bandar Lampung akan menjadi pelopor dalam menangani sampah organik ini," kata Eva yang juga istri Walikota Bandar Lampung itu.
Kepada peserta pelatihan, Direktur Utama PT Maggot Indonesia Lestari, Markus Susanto, mengatakan pengolahan sampah organik ini menggunakan metode biokonversi BSF. "Ujung tombaknya memang ibu-ibu dengan memilah sampah dari sumbernya. Salah satu kendala olah sampah organik ini karena masih banyak bercampur dengan sampah nonorganik," kata Markus Susanto.
Menurut Markus, ulat maggot merupakan mampu mengubah ribuan ton sampah menjadi protein dan pupuk. Ulat ini dapat menjadi pakan ikan dan kini menjadi salah satu komoditas ekspor yang banyak diminati negara-negara Eropa. "Olah sampah organik sistem ini bisa dibuat skala kecil hingga besar. Di Ghuangzou, China, bahkan dibuat skala besar yang mampu menghabiskan sampah organik dalam jumlah ribuan ton per hari," kata Markus. (PRO1)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
301
Lampung Selatan
23854
Humaniora
3120
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia