Tabik puuunnnn....
Di awal pemekaran Kota Metro pada 2000, Arinal Djunaidi hanyalah seorang kepala Dinas Pertanian yang kantornya jauh terpisah di pusat Kota Metro, sehingga amat jarang wartawan datang ke kantornya. Berulangkali Wali Kota Metro Mozes Herman, saat itu merolling kabinetnya, Arinal Djunaidi tetaplah Kepala Dinas Pertanian, tak perneh tersentuh rolling.
Peruntungan pertama Arinal muncul ketika dia memutuskan masuk jadi tim sukses calon gubernur Sjachroedin ZP. Arinal pun cukup mendapat tempat strategis di tim Sjachroedin Bersama tim yang dikenal dengan trio Arinal Djunaidi, Sutono, dan Hanan M. Rozak.
Ketiganya punya tugas masing-masing, yakni Arinal menggalang dukungan masyarakat, Hanan menggalang dukungan partai, dan Sutono menggalang dukungan birokrasi. Beruntung Sjachroedin memang dramatis dan nasib Arinal pun tak lagi mentok di pojokan Kota Metro.
Karirnya bersama Sjachroedin tentu saja moncer dan bersinar. Dia segera mendapat beberapa jabatan penting di Pemerintah Provinsi Lampung, seperti Kepala Dinas Kehutanan. Selama dua periode Sjachroedin menjadi gubernur yakni 2004—2008 dan 2009—2014, karir Arinal benar-benar berkibar.
Namun karirnya di era Gubernur Ridho Ficardo (2014-2019), meredup. Meski menjabat Sekretaris Daerah, tapi kewengannya dibabat oleh Ridho dengan tak memfungsikannya, tapi memfungsikan para asisten Sekda.
Keberuntungan kedua muncul. Ini gara-gara antara Ridho Ficardo dan sang pendonornya maju sebagai Gubernur Lampung yakni Purwanti Lee alias Nyoya Lee, bos Sugar Group Companies (SGC), pecah kongsi. Nyonya Lee yang keukeh ingin menyandingkan Ridho Ficardo dan Arinal Djunaidi ditolak mentah-mentah, karena survei popularitasnya amat rendah, sehingga Ridho ogah berpasangan.
Nyonya Lee tetap ingin Arinal maju. Maka dibuatkanlah acara wayang kulit semalam suntuk berhadiah motor dan kambing ke 15 kabupaten/kota untuk mendongkrak popularitas Arinal. Sayang, hasilnya jauh pangggang dari api. Survei popularitas Arinal tetap jeblok.
Berikan Komentar
Anonymous
Citra pilkada kegambar jelas ama tulisan di atas, walah apalagi ada kata² "bom nuklir". Ternyata siapapun yg duduk di pucuk sana emang bukan pilihan rakyat lampung, tapi yg punya "bom" lampung. Hadehh jgn harap maju lampung ya kalo kek gini terus. Utang budi terusss ama mamak lijeonghun.
Anonymous
Masyarakat pada umumnya sekarang bukan bodoh lagi yang mau di kasih kaos. Dan baleho,intinya ada belanja sia menang pelit belanja walau alam
Anonymous
Masyarakat pada umumnya sekarang bukan bodoh lagi yang mau di kasih kaos. Dan baleho,intinya ada belanja sia menang pelit belanja walau alam
Anonymous
Maaf Saya Maa Maaf Maaf MaafSayaSebagaiKaderPar***YangMengusungnyaSajaSayaTdkAkanMemilI
Anonymous
Kudo ya waghi
Anonymous
Penak zaman pak Harto lah.....
Anonymous
Wong deso manut aelah.....
Anonymous
Arinal jangan sampai menang lagi programnya menyusahkan petani kapok dah
Anonymous
Kalaupun Arinal di dukung nyonya lee, ingat Mirzani dengan background pengusaha sekaligus disokong par*** penguasa Gerindra kalaupun mau adu bagi-bagi duit tetep kalah arinal
Anonymous
Arianl gubernur = lampung ancurcurcurrr
Anonymous
Rapel kenaikan gaji sj hingga kini raib, mosok mau di pilih asn lgx????
Anonymous
Tumbang Arinal Junaidi...
Anonymous
Wis to sak karep karepmu.
Anonymous
Lucu
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
3841
Bandar Lampung
1126
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia