Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Berkat Konsep CSV, Petani Kopi dan Padi pun Minat Tumpang Sari Pisang Mas Tanggamus
Lampungpro.co, 07-Aug-2020

Amiruddin Sormin 5283

Share

Department Head Tanggamus Operation PT GGP, Waliyuddin (kiri) saat memberikan sekolah lapang kepada petani pisang di Sumber Rejo, Selasa (4/8/2020). LAMPUNGPRO.CO/AMIRUDDIN SORMIN

SUMBER REJO (Lampungpro.co): Setahun belakangan ada pemandangan beda di perkebunan kopi Pekon Ngarip, Kecamatan Ulu Belu, Tanggamus. Di hamparan perkebunan kopi kualitas ekspor tersebut yang tampak tak hanya hamparan batang kopi robusta, tapi ada pohon pisang berjejer.

Petani kopi di perbukitan sejuk Tanggamus ini, tidak sedang beralih tanaman. Mereka memang sengaja menanam Pisang Mas Tanggamus secara tumpang sari di sela-sela perkebunan kopi yang dibina PT Nestle Indonesia sejak 1994 itu. 

"Tidak mudah mengajak petani kopi di sini mau tumpang sari dengan pisang. Namun konsep kerja sama yang ditawarkan PT Great Giant Pineapple membuat petani kopi tertarik," kata Sigit Wicaksono, Ketua Kelompok Tani Parikesit, Pekon Ngarip, Ulu Belu, Tanggamus, kepada Lampungpro.co, Rabu (5/8/2020).

Konsep kerja sama yang dimaksud Sigit adalah creating shared value (CSV) yang menekankan pentingnya memasukkan masalah dan kebutuhan sosial dalam strategi perusahaan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan Michael Porter dan Mark Kramer pada 2006, lalu diracik ulang oleh PT Great Giant Pineapple (GGP) sebagai pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).

Menurut Sigit, konsep saling menguntungkan yang ditawarkan PT GGP ini membuat 200 petani kopi di Ulu Belu sejak 2020 ini tertarik menanam Pisang Mas Tanggamus di hamparan seluas 200 hektare (ha). "Jadi, sekarang kebun petani diisi 50 persen batang kopi dan 50 persen Pisang Mas Tanggamus," kata Sigit yang juga putra tokoh dan perintis kopi Ulu Belu, Hadi Rohadi, itu.

Ketua Kelompok Tani Arjuna Sumber Rejo, Mujiyanto, saat menembang Pisang Mas Tanggamus, di Sumber Rejo, Selasa (4/8/2020). LAMPUNGPRO.CO/AMIRUDDIN SORMIN

Sigit yang merupakan generasi kedua petani kopi Ulu Belu itu mengatakan, PT GGP tidak hanya menawarkan budidaya, tapi strategi bisnis berbasis industri 4.0 yang membuat petani menerima transfer teknologi budidaya pisang lewat aplikasi e-Grower. Meski baru bergabung dalam kemitraan GGP, lahan Pisang Mas Tanggamus justru terbanyak di Ulu Belu yakni 200 ha.

1 2 3 4

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1747


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved