Tabik puuunnnn.....
Semua kepala daerah tentu ingin wilayahnya cantik. Mempercantik kota, tentu bukan hanya cita-cita Wali Kota. Itu juga cita-cita saya, karena saya tak ingin kelak ketika mau mungut mantu, gagal karena tahu besannya berasal dari kota terkotor di Indonesia.
Namun caranya juga harus cantik, karena Ibu Wali Kota-nya juga cantik. Jangankan pedagang kaki lima (PKL), mal sekelas Matahari hingga Giant pun bisa tergusur. Kurang hebat apa Matahari dan Giant? Toh bisa tergusur, karena tren belanja masyarakat memang sudah berubah.
Strategi pemasaran 5P yakni product, price, place, promotion, dan people yang dijadikan pakem selama puluhan tahun untuk memasarkan barang, sudah lama ditinggalkan dan berubah akibat digitalisasi. Unsur place (tempat), misalnya, yang membuat orang berlomba-lomba berebut mencari tempat strategis, termasuk pedagang kaki lima (PKL), sudah berubah.
Place, bukan lagi perempatan jalan, pinggir jalan, dan trotoar. Place telah pindah ke smartphone alias telepon pintar. Maka, yang dibutuhkan sekarang adalah cara berpikir smart, agar jangan ponselnya saja yang smart.
Menggusur PKL agar kota cantik dan indah, seharusnya tidak lagi menggunakan cara-cara represif seperti kebijakan para kepala daerah terdahulu. Cara-cara mengerahkan pasukan dan buldozer yang terjadi dalam satu dua hari di Pasar Smep hingga Jalan Bukittinggi Pasar Tengah, seharusnya hanya kenangan dan tak cocok lagi di zaman milenial ini.
Gusurlah PKL itu ke dunia digital. Bangun e-commerce sebagai place baru berdagang. Membangun infrastruktur di zaman milenial ini bukan lagi jalan, jembatan, dan gedung. Tapi digitalisasi pemasaran juga infrastruktur.
Menggusur PKL zaman now, bukan lagi pakai Pol PP dan aparat, tapi panggil developer IT untuk mengembangkan e-commerce, latih PKL terbiasa berjualan digital, latih photografi, dan membuat narasi yang bagus, agar tampilan dagangannya menarik. Masukkan ke APBD, cari manager e-commerce, gratiskan Wi-Fi, bahkan bila perlu kasih bantuan smartphone
Ini era dunia maya yang membuat pakem 5P sudah berubah total. Pameran bukan lagi fisik harus di mal-mal, tapi pameran di dunia maya. Lama kelamaan, berjualan di kaki lima yang penuh polusi itu akan beralih ke dunia maya dan tak ada lagi yang mau berjualan di kaki lima.
Promosikan habis-habisan e-commerce itu. Gandeng transportasi online dengan diskon khusus untuk pengantaran atau bentuk divisi pengantaran sendiri. Tawarkan bisnis win-win solution dengan provider dan platform. Jadikan kota ini kota digital, agar pemasarannya mendunia.
Saat itu, kaki lima akan sepi. Kemana pun mereka dipindahkan, pasti nurut. Apalagi dipindahkan ke tempat yang ber-AC dan Wi-Fi gratis. Kalau perlu, saat login, ketik password 'Bunda Eva'. Insha Allah doa para PKL akan terus mengalir.
Salam,
Amiruddin Sormin
Wartawan Utama
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
19738
Bandar Lampung
10253
Gerbang Sumatera
5386
Lampung Barat
4764
Gerbang Sumatera
4105
389
11-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia